Pelita Ilmu
Rabu, 26 Desember 2012
Selasa, 25 Desember 2012
AsikkNya Belajar IPA
Prinsip-prinsip pembelajaran IPA SD
Sebelum
mendiskusikan apa, dan untuk apa serta bagaimana mengaplikasikan
prinsip-prinsip itu dalam pembelajaran, untuk menanam pemahaman konsep
Anda, ikuti kisah atau cerita pendek (cerpen) di bawah ini:
Dalam
salah satu kisah kuno India, diceritakan enam orang buta yang
menggambarkan seekor gajah. Orang pertama mendekati gajah dari samping.
Ia mendapati punggung gajah. Ia katakan gajah itu datar, kokoh seperti
dinding. Orang kedua mendekati gajah dari depan dan terpeganglah
belalai. Ia mengatakan gajah seperti pipa plastic yang lentur, bisa
digulung. Orang ketiga mendekati gajah dari samping, kebetulan agak
pendek, terpeganglah kakinya. Ia bilang gajah itu mirip batang pohom
kelapa, bulat, tegak dan panjang. Orang keempat agak tinggi, ia bernasib
baik dapat memegangi telinga. Ia menyebutkan gajah itu seperti kipas
raksasa. Orang kelima, mendekati dari belakang dan yang terpegang ekor.
Ia bilang gajah itu mirip sikat botol. Dan orang keenam mendekati gajah
dari depan, gading yang tertegang. Ia menyatakan gajah itu mirip tombak.
Mereka bertengkar dan berteriak saling mempertahankan temuannya. Anda,
orang yang tidak buta hanya tersenyum karena Anda tahu bahwa
masing-masing hanya ‘tahu’ sebagian dari seekor gajah yang utuh.
Sesungguhnya, orang buta itu kita, Saya dan Anda. Kita meraba-raba
tentang dunia di sekitar kita. Hasil ‘rabaan’ itu kita nyatakan sebagai
pengetahuan yang telah lengkap, yang benar. Sesungguhnya, perbedaan
pendapat itu disebabkan oleh perbedaan pengalaman. Karena itu, kita
perlu melihat yang lebih luas dan lebih rinci secara sistematis dan
metodis.
Dari
cerpen di atas, dapat digarisbawahi, bahwa pendapat enam orang buta
tentang gajah, memiliki persepsi yang berbeda, ”mengapa?”, karena adanya
pengelaman yang berbeda tentang ”gajah”, makanya supaya ada keseragaman
persepsi tentang gajah itu, perlu ada kriteria-kriteri tersendiri yang
disebut dengan prinsip, demikian juga dalam pembelajaran, di samping
bisa membuat siswa senang, aktif, dan kreatif dalam belajar, perlu
prinsip-prinsip pembelajaran yang harus dikembangkan dalam pembelajaran.
Berikut
disajikan lima prinsip utama pembelajaran IPA tentang kebenaran dalam
pembelajaran IPA yang dijadikan anutan untuk melaksanakan pembelajaran
IPA, yaitu:.
Prinsip 1: Pemahaman kita tentang dunia di sekitar kita di mulai melalui pengalaman baik secara inderawi maupun non inderawi.
Prinsip
2: Pengetahuan yang diperoleh ini tidak pernah terlihat secara
langsung, karena itu perlu diungkap selama proses pembelajaran.
Pengetahuan siswa yang diperoleh dari pengalaman itu perlu diungkap di
setiap awal pembelajaran.
Prinsip
3: Pengetahuan pengalaman mereka ini pada umumnya kurang konsisten
dengan pengetahuan para ilmuwan, pengetahuan yang Anda miliki.
Pengetahuan yang demikian Anda sebut miskonsepsi. Anda perlu merancang
kegiatan yang dapat membetulkan miskonsepsi ini selama pembelajaran.
Prinsip
4: Dalam setiap pengetahuan mengandung fakta, data, konsep, lambang,
dan relasi dengan konsep yang lain. Tugas Anda sebagai guru IPA adalah
mengajak siswa untuk mengelompokkan pengetahuan yang sedang dipelajari
itu ke dalam fakta, data, konsep, symbol, dan hubungan dengan konsep
yang lain.
Prinsip
5: IPA terdiri atas produk, proses, dan prosedur. Karena itu, Anda
perlu mengenalkan ketiga aspek ini walaupun hingga kini masih banyak
guru yang lebih senang menekankan pada produk IPA saja. Namun, perlu
diingat bahwa perkembangan IPA sangat pesat. Kita tidak mampu mengikuti
secara terus- menerus.
Selanjutnya,
jika Anda akan mengembangkan IPA sebagai prosedur, Anda memasuki bidang
yang disebut prosedur ilmiah. Anda masuk pada sebagai ruang dari metode
penelitian. Anda perlu mengenalkan cara-cara mengumpulkan data, cara
menyajikan data, cara mengolah data, serta cara-cara menarik kesimpulan.
Anda dapat mempelajari topik ini pada mata kuliah penelitian.
Lingkungan belajar non fisik
Setelah
Anda mengenal lima prinsip pembelajaran IPA dan siap
mengimplementasikannya, ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan
untuk membuat siswa belajar dengan baik, yaitu lingkungan belajar non
fisik. Lingkungan belajar non fisik adalah keadaan psikologis di sekitar
siswa yang diciptakan oleh guru secara sengaja untuk mendorong siswa
belajar.
Faktor-faktor
lain yang perlu mendapat pertimbangan guru dalam melaksanakan
pembelajaran IPA di sekolah, adalah sebagai berikut:
1. Lingkungan belajar mendukung dan produktif.
Lingkungan
belajar yang mencerminkan prinsip ini adalah jika Anda sebagai guru
membangun hubungan yang positif dengan setiap siswa, Anda mengenal dan
menghargai mereka satu per satu. Anda juga membangun budaya saling
menghargai dan saling menghormati antar siswa baik secara individual
maupun kelompok. Anda menggunakan berbagai strategi untuk meningkatkan
keyakinan kepada diri sendiri dan kesediaan mengambil resiko dalam
belajar. Dan, terakhir, Anda perlu menunjukkan rasa aman pada setiap
siswa secara individual melalui dukungan yang terstruktur, penghargaan
pada usaha siswa serta yang dikerjakannya.
Salah
satu yang paling mungkin Anda laksanakan adalah pada setiap proses
pembelajaran Anda mulai dengan mengapresiasi konsepsi siswa tentang
konsep-konsep IPA yang akan dipelajari pada pertemuan itu.
2. Lingkungan belajar menumbuhkan peningkatan kemandirian, kolaboratif, dan motivasi diri.
Dalam
lingkungan semacam ini Anda, sebagai guru, mendorong dan mendukung agar
setiap siswa bertanggung jawab atas belajar mereka masing-masing.
Keberhasilan belajar di tangan para siswa sendiri, sebaiknya ditanamkan.
Anda juga membangun berbagai strategi yang dapat menumuhkan
keterampilan kolaborasi yang produktif.
3. Kebutuhan siswa, perspektif siswa, minat siswa tercermin dalam program belajar.
Lingkungan belajar yang seperti ini tercermin pada diri Anda, sebagai guru yangmenggunakan berbagai strategi yang fleksibel dan responsive terhadap tata nilai, kebutuhan dan minat siswa secara individual. Anda juga mempergunakan berbagai strategi yang mendukung berbagai cara berpikir dan cara belajar siswa. Dan, pengajaran Anda didasarkan pada pengalaman serta pengetahuan awal siswa.
Lingkungan belajar yang seperti ini tercermin pada diri Anda, sebagai guru yangmenggunakan berbagai strategi yang fleksibel dan responsive terhadap tata nilai, kebutuhan dan minat siswa secara individual. Anda juga mempergunakan berbagai strategi yang mendukung berbagai cara berpikir dan cara belajar siswa. Dan, pengajaran Anda didasarkan pada pengalaman serta pengetahuan awal siswa.
4. Siswa ditantang dan didukung agar mengembangkan kemampuan berpikir kritis.
Lingkungan belajar seperti ini dapat terjadi jika Anda sebagai guru merancang dan mengimplementsikan suatu kegiatan yang menumbuhkan belajar yang berkelanjutan, melalui penekanan hubungan antar gagasan dan konsep, serta menumbuhkan ketrampilan investigasi dan penyelesaian masalah.
Lingkungan belajar seperti ini dapat terjadi jika Anda sebagai guru merancang dan mengimplementsikan suatu kegiatan yang menumbuhkan belajar yang berkelanjutan, melalui penekanan hubungan antar gagasan dan konsep, serta menumbuhkan ketrampilan investigasi dan penyelesaian masalah.
5. Asesmen merupakan bagian integral dari pembelajaran
Lingkungan
belajar seperti ini tercermin pada asesmen yang Anda buat yang dapat
mencakup berbagai macam aspek dari belajar. Misalnya, dalam bentuk porto
folio. Anda juga mengembangkan asesmen dengan kriteria yang jelas serta
terbuka/transparan. Jangan lupa asesmen seperti ini mesti mendorong
siswa untuk melakukan refleksi dan evaluasi diri. Sebaiknya, soal-soal
tes baik formatif maupun sumatif bukan menggunakan bahasa teks dari buku
ajar.
6. Dan, yang terakhir, belajar menghubungkan siswa dengan masyarakat dan praktik yang berada jauh di luar kelas.
Lingkungan
seperti ini dapat terwujud jika Anda sebagai guru mendukung siswa
terlibat dengan pengetahuan konteporer dan pengetahuan praktis di
lapangan. Anda juga membuat rencana yang dapat menciptakan hubungan
antara siswa dengan komunitas sekitarnya. Dalam konteks aliran panas
dalam air Anda dapat mengajak siswa mempelajari cara kerja pemanas air
bertenaga matahari, yang saat ini banyak dipasang di rumah-rumah orang
kaya.
Langganan:
Postingan (Atom)