Selasa, 25 Desember 2012

Rangka Tubuh Manusia

Bagaimana Cara Manusia Bernafas

Ciri-Ciri Mahkluk hidup

Ciri - Ciri Mahluk Hidup

AsikkNya Belajar IPA

Prinsip-prinsip pembelajaran IPA SD

Sebelum mendiskusikan apa, dan untuk apa serta bagaimana mengaplikasikan prinsip-prinsip itu dalam pembelajaran, untuk menanam pemahaman konsep Anda, ikuti kisah atau cerita pendek (cerpen) di bawah ini:
Dalam salah satu kisah kuno India, diceritakan enam orang buta yang menggambarkan seekor gajah. Orang pertama mendekati gajah dari samping. Ia mendapati punggung gajah. Ia katakan gajah itu datar, kokoh seperti dinding. Orang kedua mendekati gajah dari depan dan terpeganglah belalai. Ia mengatakan gajah seperti pipa plastic yang lentur, bisa digulung. Orang ketiga mendekati gajah dari samping, kebetulan agak pendek, terpeganglah kakinya. Ia bilang gajah itu mirip batang pohom kelapa, bulat, tegak dan panjang. Orang keempat agak tinggi, ia bernasib baik dapat memegangi telinga. Ia menyebutkan gajah itu seperti kipas raksasa. Orang kelima, mendekati dari belakang dan yang terpegang ekor. Ia bilang gajah itu mirip sikat botol. Dan orang keenam mendekati gajah dari depan, gading yang tertegang. Ia menyatakan gajah itu mirip tombak. Mereka bertengkar dan berteriak saling mempertahankan temuannya. Anda, orang yang tidak buta hanya tersenyum karena Anda tahu bahwa masing-masing hanya ‘tahu’ sebagian dari seekor gajah yang utuh. Sesungguhnya, orang buta itu kita, Saya dan Anda. Kita meraba-raba tentang dunia di sekitar kita. Hasil ‘rabaan’ itu kita nyatakan sebagai pengetahuan yang telah lengkap, yang benar. Sesungguhnya, perbedaan pendapat itu disebabkan oleh perbedaan pengalaman. Karena itu, kita perlu melihat yang lebih luas dan lebih rinci secara sistematis dan metodis.
Dari cerpen di atas, dapat digarisbawahi, bahwa pendapat enam orang buta tentang gajah, memiliki persepsi yang berbeda, ”mengapa?”, karena adanya pengelaman yang berbeda tentang ”gajah”, makanya supaya ada keseragaman persepsi tentang gajah itu, perlu ada kriteria-kriteri tersendiri yang disebut dengan prinsip, demikian juga dalam pembelajaran, di samping bisa membuat siswa senang, aktif, dan kreatif dalam belajar, perlu prinsip-prinsip pembelajaran yang harus dikembangkan dalam pembelajaran.
Berikut disajikan lima prinsip utama pembelajaran IPA tentang kebenaran dalam pembelajaran IPA yang dijadikan anutan untuk melaksanakan pembelajaran IPA, yaitu:.



Prinsip 1: Pemahaman kita tentang dunia di sekitar kita di mulai melalui pengalaman baik secara inderawi maupun non inderawi.

Prinsip 2: Pengetahuan yang diperoleh ini tidak pernah terlihat secara langsung, karena itu perlu diungkap selama proses pembelajaran. Pengetahuan siswa yang diperoleh dari pengalaman itu perlu diungkap di setiap awal pembelajaran.

Prinsip 3: Pengetahuan pengalaman mereka ini pada umumnya kurang konsisten dengan pengetahuan para ilmuwan, pengetahuan yang Anda miliki. Pengetahuan yang demikian Anda sebut miskonsepsi. Anda perlu merancang kegiatan yang dapat membetulkan miskonsepsi ini selama pembelajaran.

Prinsip 4: Dalam setiap pengetahuan mengandung fakta, data, konsep, lambang, dan relasi dengan konsep yang lain. Tugas Anda sebagai guru IPA adalah mengajak siswa untuk mengelompokkan pengetahuan yang sedang dipelajari itu ke dalam fakta, data, konsep, symbol, dan hubungan dengan konsep yang lain.

Prinsip 5: IPA terdiri atas produk, proses, dan prosedur. Karena itu, Anda perlu mengenalkan ketiga aspek ini walaupun hingga kini masih banyak guru yang lebih senang menekankan pada produk IPA saja. Namun, perlu diingat bahwa perkembangan IPA sangat pesat. Kita tidak mampu mengikuti secara terus- menerus.

Selanjutnya, jika Anda akan mengembangkan IPA sebagai prosedur, Anda memasuki bidang yang disebut prosedur ilmiah. Anda masuk pada sebagai ruang dari metode penelitian. Anda perlu mengenalkan cara-cara mengumpulkan data, cara menyajikan data, cara mengolah data, serta cara-cara menarik kesimpulan. Anda dapat mempelajari topik ini pada mata kuliah penelitian.

Lingkungan belajar non fisik

Setelah Anda mengenal lima prinsip pembelajaran IPA dan siap mengimplementasikannya, ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan untuk membuat siswa belajar dengan baik, yaitu lingkungan belajar non fisik. Lingkungan belajar non fisik adalah keadaan psikologis di sekitar siswa yang diciptakan oleh guru secara sengaja untuk mendorong siswa belajar.

Faktor-faktor lain yang perlu mendapat pertimbangan guru dalam melaksanakan pembelajaran IPA di sekolah, adalah sebagai berikut:
1.    Lingkungan belajar mendukung dan produktif.
Lingkungan belajar yang mencerminkan prinsip ini adalah jika Anda sebagai guru membangun hubungan yang positif dengan setiap siswa, Anda mengenal dan menghargai mereka satu per satu. Anda juga membangun budaya saling menghargai dan saling menghormati antar siswa baik secara individual maupun kelompok. Anda menggunakan berbagai strategi untuk meningkatkan keyakinan kepada diri sendiri dan kesediaan mengambil resiko dalam belajar. Dan, terakhir, Anda perlu menunjukkan rasa aman pada setiap siswa secara individual melalui dukungan yang terstruktur, penghargaan pada usaha siswa serta yang dikerjakannya.
Salah satu yang paling mungkin Anda laksanakan adalah pada setiap proses pembelajaran Anda mulai dengan mengapresiasi konsepsi siswa tentang konsep-konsep IPA yang akan dipelajari pada pertemuan itu.
2.    Lingkungan belajar menumbuhkan peningkatan kemandirian, kolaboratif, dan motivasi diri.
Dalam lingkungan semacam ini Anda, sebagai guru, mendorong dan mendukung agar setiap siswa bertanggung jawab atas belajar mereka masing-masing. Keberhasilan belajar di tangan para siswa sendiri, sebaiknya ditanamkan. Anda juga membangun berbagai strategi yang dapat menumuhkan keterampilan kolaborasi yang produktif.
3. Kebutuhan siswa, perspektif siswa, minat siswa tercermin dalam program belajar.
Lingkungan belajar yang seperti ini tercermin pada diri Anda, sebagai guru yangmenggunakan berbagai strategi yang fleksibel dan responsive terhadap tata nilai, kebutuhan dan minat siswa secara individual. Anda juga mempergunakan berbagai strategi yang mendukung berbagai cara berpikir dan cara belajar siswa. Dan, pengajaran Anda didasarkan pada pengalaman serta pengetahuan awal siswa.
4. Siswa ditantang dan didukung agar mengembangkan kemampuan berpikir kritis.
Lingkungan belajar seperti ini dapat terjadi jika Anda sebagai guru merancang dan mengimplementsikan suatu kegiatan yang menumbuhkan belajar yang berkelanjutan, melalui penekanan hubungan antar gagasan dan konsep, serta menumbuhkan ketrampilan investigasi dan penyelesaian masalah.
5. Asesmen merupakan bagian integral dari pembelajaran
Lingkungan belajar seperti ini tercermin pada asesmen yang Anda buat yang dapat mencakup berbagai macam aspek dari belajar. Misalnya, dalam bentuk porto folio. Anda juga mengembangkan asesmen dengan kriteria yang jelas serta terbuka/transparan. Jangan lupa asesmen seperti ini mesti mendorong siswa untuk melakukan refleksi dan evaluasi diri. Sebaiknya, soal-soal tes baik formatif maupun sumatif bukan menggunakan bahasa teks dari buku ajar.
6. Dan, yang terakhir, belajar menghubungkan siswa dengan masyarakat dan praktik yang berada jauh di luar kelas.
Lingkungan seperti ini dapat terwujud jika Anda sebagai guru mendukung siswa terlibat dengan pengetahuan konteporer dan pengetahuan praktis di lapangan. Anda juga membuat rencana yang dapat menciptakan hubungan antara siswa dengan komunitas sekitarnya. Dalam konteks aliran panas dalam air Anda dapat mengajak siswa mempelajari cara kerja pemanas air bertenaga matahari, yang saat ini banyak dipasang di rumah-rumah orang kaya.

Peran Guru Dalam Implementasi PBAS (Pembelajaran Berbasis Aktivitas Siswa) pada pembelajaran IPA di SD


Peran Guru Dalam Implementasi PBAS (Pembelajaran Berbasis Aktivitas Siswa) pada pembelajaran IPA di SD

1. Konsep dan tujuan PBAS
            PBAS adalah suatu pendekatan dalam pembelajaran yang menekankan kepada aktivitas siswa secara optimal untuk memperoleh hasil belajar berupa panduan antara aspek kognitif, afektif dan psikomotor secara seimbang.Aktivitas ini dapat berupa aktivitas fisik,mental maupun keduanya dan pembelajaran berorientasi aktivitas sswa ini merupkan suatu proses kegiatn belajar mengajar, dimana anak terutama mengalami intelektualemosional disamping keterlibatan fisik didalam proses belajar mengajar.
            Ada beberapa asumsi perlunya pembelajaran didesain untuk membelajarkan siswa. Pertama,   Asumsi filosofis tentang pendidikan. Pendidikan merupakan usaha sadar mengembangkan manusia menuju kedewasaan, baik kedewasaan intelektual, social, maupun kedewasaan moral. Kedua , asumsi tentang siswa sebagai subjek pendidikan, (a ) siswa bukanlah manusia dalam ukuran mini, akan tetapi manusia sedang dalam perkembangan; (b) setiap manusia memiliki kemampuan yang berbeda;(c) anak didik yang pada dasarnya adalah insan yang aktif, kreatif, dan dinamis  menghadapi lingkungannya;(d) anak didik memiliki motivasi untuk memenuhi kebutuhannya. Ketiga , Asumsi tentang guru adalah (a) guru bertanggung jawab atas tercapainya hasil peserta didik (b) guru memiliki kemampuan propisional dalam mengajar (c) guru memiliki kode etik keguruan (d) guru  memiliki peran sebagai sumber belajar. Keempat, asumsi yang berkaitan dengan proses pengajaran.

2. Tujuan PBAS
            Tujuan PBAS adala untuk membantu peserta didik agar bisa belajar mandiri dan kreatif sehingga ia dapat memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang menunjang terbentuknya kepribadian yang mandiri. 

3. Faktor yang mempengaruhi keberhasilan PBAS
    a.Guru
     Dalam proses pembelajaran dalam kelas, guru merupakan ujung tombak yang sangat menentukan            keberhasilan peranan PBAS, karena guru orang yang berhadapan langsung dengan siswa.
Ada berapa hal yang harus memenuhi keberhasilan PBAS :
1.Kemampuan Guru
2.Sikap Propesional Guru
3.Latar belakang pendidikan dan pengalaman mengajar Guru
Beberapa kegiatan yang harus dilakukan dalam PBAS
a)‎ Adanya usaha untuk membina dan mendorong subjek didik dalam ‎menigkatkan kegairahan serta partisipasi siswa secara aktif
b)‎Adanya kemampuan guru untuk melakukan peran sebagai innovator ‎maupun motivator terhadap hal-hal baru dibidang masing-masing ‎dalam proses belajar mengajar
c)‎  Adanya sikap tidak mendominasi kegiatan belajar mengajar
d)‎ Adnaya pemberian kesempatan kepada siswa untuk belajar menurut ‎cara,irama maupun tingkat kemampuan masing-masing.‎
e)‎  Adanya kemampuan untuk menggunakan berbagai macam strategi ‎belajar mengajar dan menggunakan multimedia maupun ‎multimetode dalam proses belajar mengajar.
Tugas lain guru adalah:
a. Mengemukakan berbagai alternative tujuan pembelalajaran yang harus dicapai sebelum kegiatan pembelajaran dimulai. 
b. Menyusun tugas-tugas belajar bersama siswa.
c. Memeberikan informasi tentang kegiatan pembelajaaan yang harus dilakukan.

d. Memberikan motivasi, mendorong siswa untuk belajar, membimbing, dan lainsebagainya melalui pengajuan pertanyaan-pertanyaan
e. Memberikan bantuan pelayanan pada siswa yang membutuhkan.
f. Membantu siswa dalam menarik suatu kesimpulan
   
4. Sarana belajar

    Keberhasilan Implimentasi PBAS juga dapat dipengaruhi oleh kesediaan sarana belajar. Yang meliputi :
  1. Ruang kelas
  2. Media dan sumber belajar
  3. Lingkungan belajar 
Penerapan PBAS dalam Konteks Pembelajaran
1.      Adanya keterlibaan siswa baik secara fisik, mental, emosional maupun intelektual dalam setiap proses pembelajaran.
2.      Siswa belajar secara langsung (experimental learning)
3.      Adanya keinginan siswa untuk menciptakan iklim belajar yang kondusif
4.      Keterlibatan siswa dalam mencari dan memanfaatkan setiap sumber belajar yang tersedia yang dianggap relevan dengan tujuan pembelajaran
5.      Adanya keterlibatan siswa dalam melakukan prakarsa/gagasan/ide
6.      Terjadinya interaksi multi arah

Contoh Skenario PBAS di Sekolah Dasar kelas 3 Dalam Pembelajaran IPA dengan materi Lingkungan Sehat.
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Memahami kondisi
lingkungan yang
berpengaruh terhadap
kesehatan, dan upaya
menjaga kesehatan
lingkungan
2.1 Membedakan ciri-ciri lingkungan sehat dan
lingkungan tidak sehat berdasarkan pengamatan
2.2 Mendeskripsikan kondisi lingkungan yang
berpengaruh terhadap kesehatan
2.3 Menjelaskan cara menjaga kesehatan lingkungan
sekitar


1.      Siswa diajak keluar kelas untuk mengamati beberapa lingkungan disekitar mereka.
2.      Di usahakan lingkungan yang dikunjungi adalah lingkungan yang memilki keadaan bersih dan kotor dengan sampah.
3.      Pertama-tama guru mengajak siswa pergi ke lingkungan yang bersih dan disana di adakan diskusi tentang perasaan mereka dengan mengunjungi lingkungan yang bersih.Diskusi ini lebih menekankan ajakan kepada siswa untuk menjaga kebersihan lingkungan.

4.      Setelah mengunjungi lingkungan yang bersih selanjutnya guru mengajak siswa ke lingkungan yang kotor,kemudian diadakan diskusi dengan siswa tentang bagaimana perasaan mereka melihat lingkungan yang kotor.
5.      Setelah ada diskusi siswa disuruh meneliti keadaan lingkungan tersebut, baik dari udara, keadaan tanah, keadaan tumbuhan disekitarnya, keindahan, dan sebagainya.

6.      Siswa bersama guru membersihkan lingkungan yang kotor tersebut sebagai pembiasaan hidup bersih.

7.      Jika ada botol plastik bisa dibawa dan dibersihkan seketika untuk membuat kerajinan sederhana seperti kipas yang digerakan oleh angin atau dijadikan pot bunga untuk disekolah.
8.      Setelah membersihkan lingkungan kotor, guru bersama anak-anak mencuci kaki dan tangan dengan sabun, hal ini bisa digunakan untuk memberi pemahaman kepada siswa bahwa untuk menjaga kesehatan bisa dengan mencuci dengan sabun setelah melakukan suatu kegiatan.
9.      Setelah itu, guru bersama siswa kembali ke kelasdengan hasil pengamatan dan mendiskusikan kembali dengan siswa mengapa siswa harus menghindari lingkungan yang kotor.
10.  Siswa dibimbing oleh guru menyimpulkan sendiri tentang pelajaran yang telah mereka lakukan.      

Jumat, 02 November 2012

TEKHNIK PROBING DALAM PEMBELAJARAN IPA DI SD

TEKHNIK PROBING DALAM PEMBELAJARAN IPA DI SD

Proses pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Pembelajaran IPA sebaiknya dilaksanakan melalui inkuiri ilmiah untuk menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja dan bersikap ilmiah. Peranan guru dalam memfasilitasi siswa untuk mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar dilandasi oleh pemberdayaan siswa untuk membangun kemampuan, bekerja ilmiah dan membangun pengetahuannya sendiri.
Bertanya merupakan ciri dalam pembelajaran IPA, menemukan merupakan kegiatan inti dari pembelajaran IPA
Bertanya merupakan ciri dalam pembelajaran IPA, menemukan merupakan kegiatan inti dari pembelajaran IPA
Jika kita tinjau aktivitas di dalam kelas, yang paling lazim kita (saya dan Anda) temukan adalah aktivitas verbal yaitu berbicara. Pada umumnya guru mendominasi aktivitas verbal misalnya berceramah, menjelaskan petunjuk kerja, memimpin diskusi, memuji bahkan masih ada yang mencela siswa, serta mengajukan pertanyaan. Khusus dalam hal mengajukan pertanyaan, tidak ada guru yang tidak pernah tidak bertanya kepada siswanya selama melaksanakan pembelajaran, namun efektifkah pertanyaan guru tersebut?. Dalam pembelajaran IPA, bertanya dipandang sebagai kegiatan guru untuk mendorong, membimbing dan menilai kemampuan berpikir siswa. Bagi siswa sendiri kegiatan bertanya merupakan bagian penting dalam melaksanakan pembelajaran berbasis inkuiri yaitu menggali informasi, mengkonfirmasikan apa yang sudah diketahui, dan mengarahkan perhatian pada aspek yang belum diketahuinya.
Penerapan siklus inkuiri tersebut penting mengingat bahwa belajar penemuan memiliki berbagai kelebihan
Penerapan siklus inkuiri tersebut penting mengingat bahwa belajar penemuan memiliki berbagai kelebihan
Bertanya merupakan ciri dalam pembelajaran IPA, menemukan merupakan kegiatan inti dari pembelajaran IPA. Pengetahuan dan ketrampilan yang diperoleh siswa hendaknya bukan hasil mengigat seperangkat fakta-fakta, tetapi hasil menemukan dan menggeneralisasi sendiri. Dalam pembelajaran IPA guru semestinya merancang kegiatan yang merujuk pada kegiatan menemukan untuk materi yang dipelajari. Siklus inkuiri hendaknya merupakan langkah yang diterapkan dalam pembelajaran IPA, meliputi: (1) Observasi, (2) Bertanya, (3) Mengajukan hipotesis, (4) Mengumpulkan data, dan (5) Menyimpulkan.
Penerapan siklus inkuiri tersebut penting mengingat bahwa belajar penemuan memiliki berbagai kelebihan yaitu: (1) Pengetahuan yang diperoleh melalui belajar penemuan dapat bertahan lama dalam ingatan (mudah diingat) jika dibandingkan dengan pengetahuan yang diperoleh dengan cara lain. (2) Belajar penemuan dapat meningkatkan penalaran siswa dan kemampuan berfikir, karena mereka harus menganalisis dan memanipulasi informasi untuk memecahkan permasalahan. (3) Belajar penemuan dapat membangkitkan keingintahuan siswa, memotivasi siswa untuK bekerja terus sampai siswa menemukan jawabannya.
Bertanya dipandang sebagai kegiatan guru untuk mendorong, membimbing dan menilai kemampuan berpikir siswa
Bertanya dipandang sebagai kegiatan guru untuk mendorong, membimbing dan menilai kemampuan berpikir siswa
Untuk mengefektifkan pertanyaan guru dalam pembelajaran IPA dapat dipilih suatu alternatif yaitu penggunaan teknik probing/beberapa pertanyaan berseri yang terprogram, saling berhubungan dan berkesinambungan agar konpetensi siswa dapat tercapai. Pengertian probing dalam pembelajaran di kelas didefinisikan sebagai suatu teknik membimbing dengan mengajukan satu seri pertanyaan pada seorang siswa (Dahar, 1996: 9). Teknik probing adalah suatu teknik dalam pembelajaran dengan cara mengajukan satu seri pertanyaan untuk membimbing pebelajar/siswa menggunakan pengetahuan yang telah ada pada dirinya guna memahami gejala atau keadaan yang sedang diamati sehingga terbentuk pengetahuan baru (Wijaya, 1999: 7). Teknik probing diawali dengan menghadapkan siswa pada situasi baru yang mengandung teka-teki atau benda-benda nyata. Situasi baru itu membuat siswa mengalami pertentangan dengan pengetahuan yang sudah dimilikinya sehingga memberikan peluang kepada siswa untuk mengadakan asimilasi, disinilah probing (pembimingan menggunakan satu seri pertanyaan) mulai diperlukan.
Belajar penemuan dapat meningkatkan penalaran siswa dan kemampuan berfikir
Belajar penemuan dapat meningkatkan penalaran siswa dan kemampuan berfikir
Untuk dapat menggunakan teknik probing dalam pembelajaran, seorang guru IPA hendaknya sudah berbekal ketrampilan bertanya yang merupakan salah satu dari ketrampilan proses sains. Guru sebagai fasilitator dalam pembelajaran khususnya dalam pembelajaran mata pelajaran IPA, sejak merancang pembelajaran mulai dari pengembangan silabus maupun pembuatan rencana pelaksanaan pembelajaran tentunya sudah merencanakan pengalaman belajar apa yang akan diperoleh siswa dalam mencapai kompetensi dasar. Sejumlah pertanyaan diperlukan untuk membimbing siswa dengan teknik probing meliputi pertanyaan tingkat rendah sampai tinggkat tinggi, berkaitan dengan kegiatan fisik maupun kegiatan mental berfikir untuk membangun pengetahuannya. Contoh aktivitas fisik misalnya melakukan pengamatan, percobaan, mengidentifikasi ciri-ciri makhluk hidup, memprediksi; sedangkan contoh aktivitas berfikir misalnya asimilasi, akomodasi, membangun pengetahuan baru. Untuk dapat memilih pertanyaan yang diperlukan, guru perlu mengetahuhi jenis-jenis pertanyaan karena setiap jenis pertanyaan mempunyai kaitan dengan proses berfikir yang terjadi pada siswa.
Seandainya semua guru mampu dan mau mengembangkan kreativitasnya dalam pembelajaran, kemungkinan besar proses pembelajaran akan efektif
Seandainya semua guru mampu dan mau mengembangkan kreativitasnya dalam pembelajaran, kemungkinan besar proses pembelajaran akan efektif
Sebagai gambaran lebih lanjut mengenai jenis-jenis pertanyaan, berikut ini adalah jenis pertanyaan berdasarkan taksonomi kognitif dari Bloom. (1) Pengetahuan, menanyakan informasi yang pernah dipelajari, dapat berupa fakta, konsep, prinsip atau prosedur. (2) Pemahaman, pertanyaan yang meminta siswa untuk merumuskan kembali suatu gagasan dengan kata-katanya sendiri tanpa mengubah arti. Pertanyaan pemahaman dibedakan menjadi 2 yaitu Translasi dan Interpretasi. (2.1) Translasi : pertanyaan yang meminta siswa untuk merumuskan kembali suatu gagasan dengan kata-katanya sendiri tanpa mengubah arti. (2.2) Interpretasi : pertanyaan yang meminta siswa untuk mengidentifikasi hubungan, membuat perbandingan berbagai gagasan/informasi atau benda, atau memperkirakan kaitannya dengan suatu keadaan. (3) Penerapan/aplikasi, pertanyaan yang meminta siswa untuk berfikir bagaimana menggunakan gagasan/informasi untuk memecahkan masalah baru. (4) Analisis, pertanyaan yang meminta siswa untuk mengidentifikasi bagian-bagian dari suatu masalah/gagasan/penyelesaian, bagaimana bagian-bagian itu saling berkaitan dan mengidentifikasi apa yang mempersatukannya. (5) Sintesis, pertanyaan merangsang siswa untuk mempertimbangkan variasi, gagasan atau ide-ide baru sedemikian rupa sehingga menjadi hal yang baru baginya. (6) Evaluasi, pertanyaan yang meminta siswa untuk membuat pilihan dan memberikan alasan-alasan
Pertanyaan yang digunakan untuk membimbing siswa dalam pembelajaran dengan menggunakan teknik probing, dipilih mulai kategori pertanyaan yang memerlukan proses berbikir tingkat rendah sampai tinggkat tinggi. Aktivitas siswa yang diharapkan terjadi dengan penggunaan teknik probing oleh guru adalah aktivitas yang dapat melatih ketrampilan proses sains.
Bagaimana mengkondisikan teknik probing? Ada 7 (tujuh) tahap aktivitas guru dalam mengkondisikan teknik probing yaitu: (1) Menghadapkan siswa pada situasi baru, misalnya dengan menunjukkan gambar, alat pembelajaran, objek, gejala yang dapat memunculkan teka-teki. (2) Memberi waktu tunggu beberapa saat (3-5 detik) atau sesuai keperluan agar siswa melakukan pengamatan. (3) Mengajukan pertanyaan sesuai indikator atau kompetensi yang ingin dicapai siswa. (4) Memberi waktu tunggu beberapa saat (2-4 detik) untuk memberikan kesempatan siswa merumuskan jawabannya. (5) Meminta seorang siswa untuk menjawab pertanyaan yang telah diajukan. (6) Jika jawaban yang diberikan siswa benar atau relevan dilanjutkan dengan siswa lain, untuk meyakinkan bahwa semua siswa terlibat dalam kegiatan yang sedang berlangsung serta memberi pujian atas jawaban benar. Jika jawaban keliru atau tidak relevan, diajukan pertanyaan susulan yang berhubungan dengan respon pertama, dimulai dari pertanyaan yang bersifat obeservasional kemudian dilanjutkan dengan pertanyaan yang menuntut siswa berpikir lebih tinggi menuju pertanyaan indikator ketercapaian kompetensi dasar sampai siswa dapat menjawab pertanyaan yang diajukan tadi. Pertanyaan yang diajukan pada tahap 6 (enam) ini sebaiknya diajukan/diinteraksikan juga pada siswa lain agar seluruh siswa terlibat dalam kegiatan probing. (7) Mengajukan pertanyaan akhir pada siswa lain untuk lebih menegaskan bahwa kompetensi dasar yang dituju sudah tercapai.
Penentuan materi yang akan disajikan dengan teknik probing dapat dimulai pada waktu guru menyusun silabus, pada waktu menganalisis standar kompetensi maupun kompetensi dasar. Selanjutnya rancangan seri pertanyaannya disiapkan pada rencana pelaksanaan pembelajaran berupa pertanyaan-pertanyaan pokok. Pertanyaan tambahan akan muncul sesuai dengan jawaban yang diberikan siswa.
Penggunaan teknik probing oleh guru dalam pembelajaran IPA sangat memungkinkan, bahkan dalam pembelajaran mata pelajaran yang lain. Hal ini mengingat bahwa semua guru tentunya telah menguasai jenis-jenis pertanyaan, ketrampilan bertanya yang meliputi penggunaaan pertanyaan/teknik bertanya, tujuan bertanya maupun menanggapi jawaban siswa. Disinilah ruang gerak guru dalam mengembangkan kreativitasnya, untuk memvariasikan metode pembelajaran. Dengan memvariasikan metode pembelajaran diharapkan berbagai gaya belajar siswa dapat terlayani, suasana pembelajaran dapat tampil beda sehingga siswa dapat belajar dalam kemasan joyful learning yang tentunya dapat meningkatkan efektivitas pembelajarannya. Peningkatan efektifitas pembelajaran memunculkan peningkatan hasil belajar yang dapat memberikan motivasi untuk berprestasi baik pada guru maupun siswa.
Seandainya semua guru mampu dan mau mengembangkan kreativitasnya dalam pembelajaran, khususnya memvariasikan kemasan skenario pembelajarannya dengan memilih metode termasuk didalamnya teknik-teknik yang sesuai dengan materi pembelajaran maupun indikator pencapaian kompetensinya, kemungkinan besar proses pembelajaran akan efektif. Bapak dan ibu guru, selamat berjuang. Maju terus pendidikan di Indonesia

Pelaksanaan Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar


Pelaksanaan Pembelajaran IPA SD
alatPembelajaran IPA di SD tidak hanya menekankan pada penguasaan konsep-konsep IPA saja, tetapi juga menekankan pada proses penemuan. Dengan demikian setelah mengikuti kegiatan pembelajaran IPA, siswa tidak hanya menguasai konsep tetapi juga menguasai keterampilan proses dan sikap ilmiah.
Peralatan IPA
Pembelajaran IPA yang demikian membutuhkan berbagai macam peralatan dan bahan. Berbagai benda dalam kehidupan sehari-hari dapat dimanfaatkan sebagai peralatan dalam pembelajaran IPA. Selain itu, ada juga peralatan pembelajaran IPA yang “standar”, misalnya gelas kimia, neraca, Kit IPA, dan lain-lain. Sebagai guru, Anda harus menguasai bagaimana mengatur berbagai peralatan tersebut sehingga persiapan, pelaksanaan, dan pasca pembelajaran IPA berlangsung seperti yang Anda rencanakan.
  1. Manajemen Pemanfaatan Peralatan IPA
    Apakah anda menginginkan pemanfaatan peralatan IPA dalam kegiatan pembelajaran di kelas yang anda lakukan berjalan dengan lancar? Hal ini akan terjadi bila anda melakukan pengelolaan peralatan IPA dengan benar mulai dari pengambilan peralatan, penggunaan,   penyimpanan, dan perawatan. Untuk itu anda harus menguasai dengan baik manajemen pemanfaatan peralatan IPA. Dalam manajemen pemanfaatan peralatan IPA, terdapat dua kegiatan utama yaitu pengklasifikasian peralatan dan pengelolaan peralatan.
  2. Pengklasifikasian Peralatan IPA
    Pengklasifikasian merupakan suatu proses pengelompokan berdasarkan ciri tertentu. Langkah yang dilakukan  mulai dari identifikasi ciri dari masing-masing peralatan, menentukan ciri yang digunakan sebagi dasar pengelompokan, dan melakukan pengelompokan berdasarkan ciri yang ditentukan. Peralatan IPA dapat diklasifikan berdasarkan bahan dan fungsinya, misal: alat ukur1, alat dari gelas2, model3, bagan4, alat siap pakai (rakitan)5, alat bantu proses percobaan6. Banyak manfaat yang bisa diperoleh dari pengelompokan peralatan IPA yang diantaranya adalah memudahkan penyimpanan, perawatan, dan pengambilan peralatan dari tempat penyimpanan.
  3. Pengelolaan Peralatan IPA
    Pengelolaan peralatan IPA merupakan proses perencanaan, pemanfaatan, pengorganisasian, dan perawatan berbagai peralatan dalam IPA. Perencanaan praktikum meliputi kegiatan menentukan tujuan pembelajaran yang akan dicapai, mengidentikasi peralatan dan bahan yang tersedia, memeriksa kelayakan alat dan kecukupan jumlah, menentukan solusi jika ada permasalahan, menentukan strategi yang akan digunakan dalam praktikum.

Kamis, 18 Oktober 2012

Rpp ipa tentang jenis benda (padat,gas,cair)


SATUAN PEMBELAJARAN TERPADU
Tema                           : pengalaman
Sekolah Dasar             :
Kelas / semester          : III / 2
Alokasi waktu             : 1 x 35 menit
I.            STANDAR KOMPETENSI
A.    IPA
3.      Memahami sifat-sifat, perubahan sifat benda dan kegunaanya dalam kehidupan sehari-hari.
B.     Matematika
2.   pengukuran waktu, panjang dan berat dalam memecahkan masalah.
C.     SBK
2.   Mengekspresikan diri melalui karya seni rupa
4.   Mengapresiasi karya seni musik

II.            KOMPETENSI DASAR
A.    IPA
3.1  Mengidentifikasi sifat-sifat benda berdasarkan pengamatan meliputi benda padat, cair, dan gas.
B.     Matematika
2.1   Memilih alat ukur sesuai dengan fungsinya (meteran, timbangan, atau jam)
2.2        Menggunakan alat ukur dalam pemecahan masalah
C.                 SBK
2.1   Mengekspresikan diri melalui gambar imajinatif mengenai diri sendiri
4.2 Menyanyikan lagu wajib, lagu daerah, dan lagu anak-anak dengan atau  tanpa iringan sederhana.
III.            INDIKATOR
A.    IPA
1.      Mengklasifikasi benda-benda padat, cair, gas yang ada disekitar.
2.      Melakukan percobaan untuk mengamati sifat-sifat benda padat, cair dan gas.
3.      Mengidentifikasi sifat-sifat khusus benda padat, cair, gas berdasarkan percobaan.
B.     Matematika
1.      Menggunakan alat ukur untuk mengetahui ukuran suatu benda.
2.      Memilih alat ukur yang tepat untuk mengukur panjang benda.
C. SBK
1.      Menyanyikan lagu yang berkaitan dengan materi.
2.      Menggambar Imajinatif (Menggambar Benda Favorit diri sendiri)

IV.            TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mengikuti pembelajaran, diharapkan siswa mampu :
1.      Menyebutkan benda padat, cair dan gas yang ada dilingkungan sekitar.
2.      Mengklasifikasi benda padat, cair dan gas.
3.      Menuliskan benda padat, cair dan gas berdasarkan gambar yang diberikan guru.
4.      Melakukan percobaan untuk mengamati sifat-sifat benda padat, cair dan gas.
5.      Mengidentifikasi sifat-sifat khusus benda padat, cair, gas berdasarkan percobaan.
6.      Menyimpulkan sifat-sifat khusus benda padat, cair, gas.
7.      Mengukur benda dengan menggunakan alat ukur.
8.      Memilih alat ukur yang tepat untuk mengukur panjang.
9.      Menggunakan dan membaca alat ukur dengan tepat.
10.  Menyanyikan lagu balonku yang sesuai dengan materi.
11.  Menggambar Imajinatif (Menggambar Benda Favorit diri sendiri)

V.            KARAKTER YANG DIHARAPKAN
Ketelitian (carefulness)
Kerja sama (Cooperation)
Percaya diri ( Confidence)
Keberanian ( Bravery)
Saling menghargai ( appreciated)
Kerapihan
Kebersihan

VI.            METODE PEMBELAJARAN
Ceramah
Eksperimen
Tanya jawab
Demontrasi
Model : Kooperatif  Learning
Pendekatan: kontruktivisme

VII.            MATERI PEMBELAJARAN
Pengelompokan Benda Padat, Cair dan Gas

Cobalah amati ruang kelasmu ! Benda apa sajakah yang terdapat di dalam kelasmu. Apakah ada papan tulis, bangku, meja, lemari pintu, dan jendela. Saat kalian belajar benda apa saja yang kalian pakai, apakah menggunakan pensil atau pulpen? Apa kalian suka membawa bekal air ke sekolah? Atau pernahkah kalian melihat asap kendaraan? Tahukah kalian jenis-jenis benda yang kalian sebutkan. Apakah kalian tahu benda tersebut memiliki sifat? Apa sajakah sifatnya? Nah agar kita mengetahui sifat-sifat benda, kita akan melakukan percobaan berikut ini.

Kegiatan 1
1.      Tujuan : untuk mengetahui sifat-sifat pada benda cair
2.      Alat dan Bahan :
-          Air
-          Gelas (wadah 1)
-          Mangkuk (wadah 2)
-          Gelas aqua (wadah 3)
-          Penggaris

3.      Langlah –langkah Kegiatan :
-          Pertama masukan air kedalam gelas (wadah 1)
-          Perhatikan bentuk air, dan ukurlah tinggi air dengan menggunakan penggaris.





Menaksir Panjang Benda dalam Kegiatan Sehari-Hari dan Memeriksa Hasil Taksirannya dengan Alat Ukur
Satuan panjang yang biasa dipakai adalah cm. Penaksiran panjang sebuah benda dilakukan ke puluhan terdekat. Untuk ketelitian hingga puluhan terdekat, jika angka satuannya kurang dari 5, maka dibulatkan ke bawah, jika angkan satuanya 5 atau lebih dari lima maka dibulatkan diatas 5.
Contoh :
  1.  

Panjang lidi di atas adalah 11 cm. panjang lidi lebih dekat ke 10 cm dari ke 20. Maka panjang lidi diatas kira-kira 10 cm

 





2.      Panjang lidi di atas adalah 28 cm. Panjang lidi lebih dekat ke-30 daripada ke-20 cm. Maka, panjang lidi di atas kirakira 30 cm.

-          Tulislah hasil mengukur dalam lembar kerja.
-          Pindahkan air pada wadah 1 ke wadah, hati-hatilah saat memindahkan air jangan sampai tumpah.




-          Perhatikan kembali bentuk air, catat dalam lembar kerja.
-          Pindahkan air dari wadah 2 ke wadah 3




-          Perhatikan bentuk air, catat dalam lembar kerja
-          Pindahkan kembali air pada wadah 3 ke  dalam wadah 1




-          Lalu ukurlah kembali tinggi akhir air pada gelas, catatlah dalam lemnar kerja
 








4.      Hasil pengamatan :
WADAH
BENTUK AIR
1

2

3


Tinggi awal air pada gelas  : …….
Tinggi akhir air pada gelas : …….

5.      Kesimpulan :
Bentuk air ketika dipindahkan ke beberapa wadah : ………………………………
Jumlah air pada gelas  setelah dipindahkan dari beberapa wadah:  ……………….


Kegiatan 2
1.      Tujuan : untuk mengetahui sifat-sifat pada benda padat
2.      Alat dan Bahan :
-          pensil
-          pulpen
-          Mangkuk
-          Penggaris

3.      Langlah –langkah Kegiatan :
-          Pertama letakan pensil dan pulpen  di atas meja.




-          Perhatikan bentuk pensil apakah berubah atau tetap lalu ukurlah pensil dan pulpen dengan menggunakan penggaris.



Nah, siapa yang tahu kenapa kita memakai penggaris untuk mengukur pulpen dan pensil.
Untuk mengetahui apa ya anak-anak? Iya untuk mengetahui panjangnya. Nah selain penggaris kira-kira siapa lagi yang tahu alat untuk mengukur panjang.

Memilih alat Ukur Sesuai dengan Fungsinya
1.      Alat Ukur Panjang
 









Perhatikan alat ukur panjang pada slide ibu.
 
Beberapa alat ukur panjang antara lain penggaris dan rol meter. Apakah fungsi masing-masing alat ukur panjang tersebut? Meteran pita digunakan untuk mengukur panjang kain. Meteran saku biasanya digunakan oleh tukang bangunan atau tukang kayu untuk mengukur bangunan atau kayu. Penggaris dapat digunakan untuk mengukur panjang garis pada pensil dan pulpen.
Iya jadi kita menggunakan penggaris karena penggaris merupakan alat yang paling cocok untuk mengukur panjang pensil dan pulpen.

-          Catat hasil pengukuran pada lembar kerja.
-          Pindahkan  pulpen dan pensil ke mangkuk






-          Perhatikan kembali bentuk bentuk pensil apakah berubah atau tetap lalu ukurlah pensil dan pulpen dengan menggunakan penggaris.
 






-          Catat hasil pengukuran pada lembar kerja.

4.      Hasil pengamatan :
5.      Hasil pengamatan
Nama benda
Tempat
Bentuk
Ukuran panjang
Pulpen



Pensil



Pulpen



Pensil




6.      Kesimpulan
Bentuk pensil pada tempat yang berbeda : ……………………………………
Panjang pensil pada tempat yang berbeda : ……………………………………

Kegiatan 3
1.      Tujuan : untuk mengetahui sifat-sifat pada benda gas
2.      Alat dan Bahan :
-          Balon bentuk bulat
-          Balon bentuk lain
 

3.      Langlah –langkah Kegiatan :
-          Pertama tiuplah kedua balon.







































-          Perhatikan bentuk balon
 






-          Bandingkan bentuk kedua balon tersebut.
-          Catat hasil pengamatan pada lembar kerja.

Nah anak-anak tadi kita sudah meniup balon, nah supaya lebih semangat sekarang kita menyanyi dulu, nah siapa yang tahu lagu balonku? Kita menyanyi bersama ya

Mengekspresikan Seni Musik dengan Menyanyikan Lagu Anak-anak
 

Balonku ada lima
Rupa-rupa warnanya
Hijau, kuning, kelabu
Merah muda dan biru
Meletus balon hijau DOR!
Hatiku sangat kacau
Balonku tinggal empat
Kupegang erat-erat


4.      Hasil pengamatan
Nama benda
Bentuk
Balon 1

Balon 2


5.      Kesimpulan
Bentuk udara pada setiap tempat: …………………………………………….

Mengekspresikan Seni Rupa dengan Menggambar Imajinatif (Menggambar Benda Favorit diri sendiri)

Nah anak-anak tadi kita sudah melakukan percobaan tentang benda cair, padat dan gas. Masih ingat bendanya ada apa saja, sekarang ibu akan memabagikan kertas HVS  untuk setiap orang. Nah coba gambarlah salah satu benda yang kalian sukai,  gambar sebagus mungkinlalu beri warna semenarik mungkin. Nanti akan ibu nilai dan karya kalian akan di tempelkan di papan karya kita.

VIII.            LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
A.    Kegiatan Awal
Waktu : 5 Menit
1.      Mengkondisikan peserta didik
2.      Melaksanakan tugas rutin
Dalam kegiatan ini guru:
a.       Menginstruksikan ketua kelas untuk memimpin doa bersama.
b.      Mengecek kehadiran pesserta didik
c.       Menanyakan kondisi peserta didik
d.      Memberikan motivasi dan semangat belajar bagi peserta didik
3.      Menghubungkan materi yang akan diajarkan dengan materi sebelumnya meneganai gerak benda dan energy, dalam kegiatan ini guru memberikan pertanyaan sebagai berikut :
a.       Siapa yang masih ingat pembelajaran minggu kemarin?
b.      Nah siapa yang masih ingat tentang gerak benda?
c.       Coba sebutkan benda yang dapat bergerak?
4.      Dalam kegiatan ini, guru menghubungkan materi yang akan diajarkan dengan kehidupan sehari-hari seperti berikut:
a.       Guru menanyakan tentang benda-benda yang ada sekitar
5.      Melakukan apersepsi.
Contoh : menyanyikan lagu “tik-tik bunyi hujan”

B.     Kegiatan Inti
1.      Eksplorasi
Waktu:  9 menit
Dalam kegiatan eksplorasi:
d.      Guru menstimulus siswa tentang benda-benda yang berada disekitar.
e.       Guru menampilkan gambar tentang benda padat, cair, dan gas.
f.       Peserta didik mengelompokan  gambar benda padat, gas dan cair.
g.      Guru menjelaskan benda padat, cair, dan gas.

2.      Elaborasi
Waktu: 10 Menit
Dalam kegiatan elaborasi, guru :
a.       Guru membagi siswa kedalam empat kelompok.
b.      Guru memfasilitasi peserta didik secara berkelompok melakukan kegiatan pengamatan sifat-sifat benda cair, padat dan gas.
c.       Guru memfasilitasi peseta didik melakokan percobaan sifat-sifat benda cair, padat dan gas dengan menyediakan alat dan bahan. Seperti :
-          Aqua gelas
-          Gelas kecil
-          Mangkuk kecil
-          Pensil
-          Balon berbagai bentuk.
-          Pulpen
-          Air
d.      Peserta didik mengukur tinggi awal air pada gelas dengan menggunakan penggaris.
e.       Peserta didik memindahkan air ke  mangkuk kecil dan gelas aqua.
f.       Peserta didik membandingkan perubahan-perubahan bentuk air saat dipindahkan ke beberapa wadah.
g.      Peserta didik mengukur kembali tinggi akhir air pada gelas dengan menggunakan penggaris.
h.      Peserta didik membandingkan tinggi awal dan akhir air pada gelas.
i.        Peserta didik meletakan pulpen dan pensil di atas meja.
j.        Peserta didik memperhatikan bentuk awal pulpen dan pensil.
k.      Peserta didik mengukur panjang pulpen dan pensil dengan menggunakan pengggaris.
l.        Peserta didik memindahkan pulpen dan pensil ke dalm mangkok dan memperhatikan bentuknya.
m.    Peerta didik mengukur panjang pulpen dan pensil setelah dipindahkan ke dalam mangkok dengan menggunakan pengggaris.
n.      Peserta didik meniup dua buah balon yang berbeda bentuk.
o.      Peserta didik membandingkan betuknya.
p.      Peserta didik menuliskan hasil pengamatan kedalam lembar kerja.
q.      Guru memberi kesempatan kepada peserta didik untuk menjelaskan hasil pengamatannya di depan kelas dengan perwakilan kelompok.
r.        Guru membimbing jalannya diskusi.
s.       Peserta didik menyanyikan lagu balonku.



3.      Konfirmasi
waktu: 7 menit
Dalam kegiatan konfirmasi, guru :
a.      Guru mengevaluasi hasil diskusi peserta didik dan melakukan tanggung jawab tentang hal-hal yang belum dimengerti.
b.      Guru memberikan jawaban dan memotivasi kepada peserta didik yang kurang atau belum berpartisipasi aktif.

C.    Kegiatan Akhir
Waktu: 6 menit
1.      Guru bersama peserta didik meluruskan pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan.
2.      Guru menginformasikan materi ajar berikutnya kepada peserta didik.
3.      Guru menginstruksikan kepada ketua kelas untuk memimpin doa akhir pelajaran.

IX.            ALAT DAN SUMBER
1.      Alat :
a.       Alat praktikum seperti aqua gelas, air, mangkok, pensil, pulpen, gelas, balon bulat, balon berbentuk.
b.      Slide yang menampilakan gambar benda padat, cair dan gas.
c.       LCD Proyektor
d.      PC/laptop

2.      Sumber :
-          Haryanto. (2004). Sains Untuk Sekolah Dasar Kelas III. Jakarta :  Erlangga
-          Kemala, Rosa. (2006). Jelajah IPA Untuk Sekolah Dasar Kelas III. Jakarta :  Yudistira
-          Sutejo, Bambang. (2007). Super Ilmu Pengetahuan Alam Untuk Sekolah Dasar Kelas III. Jakarta : ESIS
-          Fajariyah, Nur. (2008). Cerdas Berhitung Matematika Untuk Sekolah Dasar Kelas III. Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional
-          Gambar – gambar benda dari internet.


X.             PENILAIAN
Lembar Portofolio individual
                  Nama :  ……………………………………………..
No.
Nama Benda
Jenis Benda
1.


2.


3.


4.


5.


6.


7.


8.


9.


10.








Lembar Portofolio Kelompok
KEGIATAN 1
1.      Hasil pengamatan
WADAH
BENTUK AIR
1

2

3

Tinggi awal air pada gelas  : …….
Tinggi akhir air pada gelas : …….
2.      Kesimpulan
Bentuk air ketika dipindahkan ke beberapa wadah :
Jumlah air pada gelas  setelah dipindahkan dari beberapa wadah:

KEGIATAN 2
1.      Hasil pengamatan
Nama benda
Tempat
Bentuk
Ukuran panjang
Pulpen



Pensil



Pulpen



Pensil




2.      Kesimpulan
Bentuk pensil pada tempat yang berbeda :
Panjang pensil pada tempat yang berbeda :

KEGIATAN 3
1.      Hasil pengamatan

Balon
Bentuk udara pada balon
1

2


2.      Kesimpulan :
Bentuk udara disetiap tempat : ………………………………………………

Kriteria Penilaian

1.      Penilaian Melakukan percobaan mengamati sifat-sifat benda cair, padat dan gas
Kelompok :  ………………
No
Aspek
Skor
Jumlah
Nilai
1
2
3
4
1.
Ketepatan meyusun langkah kegiatan






2.
Ketelitian saat menggukur benda






3.
Ketepatan cara menggunakan alat dan bahan






4.
Kerjasama antar anggota kelompok






5.
Kerapihan saat melakukan percobaan






6.
Kebersihan saat melakukan percobaan






7.
Partisipasi dalam membuat kesimpulan






8.
Ketekunan saat melakukan percobaan






9.
Menghargai pendapat angota kelompok






10.
Penyampaian Hasil Diskusi







Skor =  jumlah skor   x100  = …….
            Skor maksimal
2.      Penilaian Lembar portofolio individual
Kunci jawaban :
No.
Nama Benda
Jenis Benda
1.
meja
Benda padat
2.
Air juice
Benda cair
3.
Angin
Benda gas
4.
Lemari
Benda padat
5.
Air susu
Benda cair
6.
Air kopi
Benda cair
7.
Tas
Benda padat
8.
Buku
Benda padat
9.
Air the
Benda cair
10.
sepatu
Benda padat


CATATAN :
Nilai = (Jumlah Skor : Jumlah Skor Maksimal) x 10.


3.      Penilaian menggambar imajinatif (menggambar benda favorit diri sendiri)
No.
Nama siswa
Aspek yang Dinilai
Skor nilai
A
B
C
D
E

1.







2.








Aspek yang dinilai :
-       Ketepatan pendeskripsian bentuk benda
-       Kerapihan gambar
-       Kesesuaian warna
-       Kreativitas cara menggambar
-       Keindahan (estetika gambar)
Skor Penilaian
Aspek  kinerja siswa
 Nilai
Kurang sekali
1-3
Kurang baik
3-5
Baik
5-7
Sangat baik
7-10

Skor =  jumlah skor   x100  = …….
            Skor maksimal