Rabu, 26 Desember 2012
Selasa, 25 Desember 2012
AsikkNya Belajar IPA
Prinsip-prinsip pembelajaran IPA SD
Sebelum
mendiskusikan apa, dan untuk apa serta bagaimana mengaplikasikan
prinsip-prinsip itu dalam pembelajaran, untuk menanam pemahaman konsep
Anda, ikuti kisah atau cerita pendek (cerpen) di bawah ini:
Dalam
salah satu kisah kuno India, diceritakan enam orang buta yang
menggambarkan seekor gajah. Orang pertama mendekati gajah dari samping.
Ia mendapati punggung gajah. Ia katakan gajah itu datar, kokoh seperti
dinding. Orang kedua mendekati gajah dari depan dan terpeganglah
belalai. Ia mengatakan gajah seperti pipa plastic yang lentur, bisa
digulung. Orang ketiga mendekati gajah dari samping, kebetulan agak
pendek, terpeganglah kakinya. Ia bilang gajah itu mirip batang pohom
kelapa, bulat, tegak dan panjang. Orang keempat agak tinggi, ia bernasib
baik dapat memegangi telinga. Ia menyebutkan gajah itu seperti kipas
raksasa. Orang kelima, mendekati dari belakang dan yang terpegang ekor.
Ia bilang gajah itu mirip sikat botol. Dan orang keenam mendekati gajah
dari depan, gading yang tertegang. Ia menyatakan gajah itu mirip tombak.
Mereka bertengkar dan berteriak saling mempertahankan temuannya. Anda,
orang yang tidak buta hanya tersenyum karena Anda tahu bahwa
masing-masing hanya ‘tahu’ sebagian dari seekor gajah yang utuh.
Sesungguhnya, orang buta itu kita, Saya dan Anda. Kita meraba-raba
tentang dunia di sekitar kita. Hasil ‘rabaan’ itu kita nyatakan sebagai
pengetahuan yang telah lengkap, yang benar. Sesungguhnya, perbedaan
pendapat itu disebabkan oleh perbedaan pengalaman. Karena itu, kita
perlu melihat yang lebih luas dan lebih rinci secara sistematis dan
metodis.
Dari
cerpen di atas, dapat digarisbawahi, bahwa pendapat enam orang buta
tentang gajah, memiliki persepsi yang berbeda, ”mengapa?”, karena adanya
pengelaman yang berbeda tentang ”gajah”, makanya supaya ada keseragaman
persepsi tentang gajah itu, perlu ada kriteria-kriteri tersendiri yang
disebut dengan prinsip, demikian juga dalam pembelajaran, di samping
bisa membuat siswa senang, aktif, dan kreatif dalam belajar, perlu
prinsip-prinsip pembelajaran yang harus dikembangkan dalam pembelajaran.
Berikut
disajikan lima prinsip utama pembelajaran IPA tentang kebenaran dalam
pembelajaran IPA yang dijadikan anutan untuk melaksanakan pembelajaran
IPA, yaitu:.
Prinsip 1: Pemahaman kita tentang dunia di sekitar kita di mulai melalui pengalaman baik secara inderawi maupun non inderawi.
Prinsip
2: Pengetahuan yang diperoleh ini tidak pernah terlihat secara
langsung, karena itu perlu diungkap selama proses pembelajaran.
Pengetahuan siswa yang diperoleh dari pengalaman itu perlu diungkap di
setiap awal pembelajaran.
Prinsip
3: Pengetahuan pengalaman mereka ini pada umumnya kurang konsisten
dengan pengetahuan para ilmuwan, pengetahuan yang Anda miliki.
Pengetahuan yang demikian Anda sebut miskonsepsi. Anda perlu merancang
kegiatan yang dapat membetulkan miskonsepsi ini selama pembelajaran.
Prinsip
4: Dalam setiap pengetahuan mengandung fakta, data, konsep, lambang,
dan relasi dengan konsep yang lain. Tugas Anda sebagai guru IPA adalah
mengajak siswa untuk mengelompokkan pengetahuan yang sedang dipelajari
itu ke dalam fakta, data, konsep, symbol, dan hubungan dengan konsep
yang lain.
Prinsip
5: IPA terdiri atas produk, proses, dan prosedur. Karena itu, Anda
perlu mengenalkan ketiga aspek ini walaupun hingga kini masih banyak
guru yang lebih senang menekankan pada produk IPA saja. Namun, perlu
diingat bahwa perkembangan IPA sangat pesat. Kita tidak mampu mengikuti
secara terus- menerus.
Selanjutnya,
jika Anda akan mengembangkan IPA sebagai prosedur, Anda memasuki bidang
yang disebut prosedur ilmiah. Anda masuk pada sebagai ruang dari metode
penelitian. Anda perlu mengenalkan cara-cara mengumpulkan data, cara
menyajikan data, cara mengolah data, serta cara-cara menarik kesimpulan.
Anda dapat mempelajari topik ini pada mata kuliah penelitian.
Lingkungan belajar non fisik
Setelah
Anda mengenal lima prinsip pembelajaran IPA dan siap
mengimplementasikannya, ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan
untuk membuat siswa belajar dengan baik, yaitu lingkungan belajar non
fisik. Lingkungan belajar non fisik adalah keadaan psikologis di sekitar
siswa yang diciptakan oleh guru secara sengaja untuk mendorong siswa
belajar.
Faktor-faktor
lain yang perlu mendapat pertimbangan guru dalam melaksanakan
pembelajaran IPA di sekolah, adalah sebagai berikut:
1. Lingkungan belajar mendukung dan produktif.
Lingkungan
belajar yang mencerminkan prinsip ini adalah jika Anda sebagai guru
membangun hubungan yang positif dengan setiap siswa, Anda mengenal dan
menghargai mereka satu per satu. Anda juga membangun budaya saling
menghargai dan saling menghormati antar siswa baik secara individual
maupun kelompok. Anda menggunakan berbagai strategi untuk meningkatkan
keyakinan kepada diri sendiri dan kesediaan mengambil resiko dalam
belajar. Dan, terakhir, Anda perlu menunjukkan rasa aman pada setiap
siswa secara individual melalui dukungan yang terstruktur, penghargaan
pada usaha siswa serta yang dikerjakannya.
Salah
satu yang paling mungkin Anda laksanakan adalah pada setiap proses
pembelajaran Anda mulai dengan mengapresiasi konsepsi siswa tentang
konsep-konsep IPA yang akan dipelajari pada pertemuan itu.
2. Lingkungan belajar menumbuhkan peningkatan kemandirian, kolaboratif, dan motivasi diri.
Dalam
lingkungan semacam ini Anda, sebagai guru, mendorong dan mendukung agar
setiap siswa bertanggung jawab atas belajar mereka masing-masing.
Keberhasilan belajar di tangan para siswa sendiri, sebaiknya ditanamkan.
Anda juga membangun berbagai strategi yang dapat menumuhkan
keterampilan kolaborasi yang produktif.
3. Kebutuhan siswa, perspektif siswa, minat siswa tercermin dalam program belajar.
Lingkungan belajar yang seperti ini tercermin pada diri Anda, sebagai guru yangmenggunakan berbagai strategi yang fleksibel dan responsive terhadap tata nilai, kebutuhan dan minat siswa secara individual. Anda juga mempergunakan berbagai strategi yang mendukung berbagai cara berpikir dan cara belajar siswa. Dan, pengajaran Anda didasarkan pada pengalaman serta pengetahuan awal siswa.
Lingkungan belajar yang seperti ini tercermin pada diri Anda, sebagai guru yangmenggunakan berbagai strategi yang fleksibel dan responsive terhadap tata nilai, kebutuhan dan minat siswa secara individual. Anda juga mempergunakan berbagai strategi yang mendukung berbagai cara berpikir dan cara belajar siswa. Dan, pengajaran Anda didasarkan pada pengalaman serta pengetahuan awal siswa.
4. Siswa ditantang dan didukung agar mengembangkan kemampuan berpikir kritis.
Lingkungan belajar seperti ini dapat terjadi jika Anda sebagai guru merancang dan mengimplementsikan suatu kegiatan yang menumbuhkan belajar yang berkelanjutan, melalui penekanan hubungan antar gagasan dan konsep, serta menumbuhkan ketrampilan investigasi dan penyelesaian masalah.
Lingkungan belajar seperti ini dapat terjadi jika Anda sebagai guru merancang dan mengimplementsikan suatu kegiatan yang menumbuhkan belajar yang berkelanjutan, melalui penekanan hubungan antar gagasan dan konsep, serta menumbuhkan ketrampilan investigasi dan penyelesaian masalah.
5. Asesmen merupakan bagian integral dari pembelajaran
Lingkungan
belajar seperti ini tercermin pada asesmen yang Anda buat yang dapat
mencakup berbagai macam aspek dari belajar. Misalnya, dalam bentuk porto
folio. Anda juga mengembangkan asesmen dengan kriteria yang jelas serta
terbuka/transparan. Jangan lupa asesmen seperti ini mesti mendorong
siswa untuk melakukan refleksi dan evaluasi diri. Sebaiknya, soal-soal
tes baik formatif maupun sumatif bukan menggunakan bahasa teks dari buku
ajar.
6. Dan, yang terakhir, belajar menghubungkan siswa dengan masyarakat dan praktik yang berada jauh di luar kelas.
Lingkungan
seperti ini dapat terwujud jika Anda sebagai guru mendukung siswa
terlibat dengan pengetahuan konteporer dan pengetahuan praktis di
lapangan. Anda juga membuat rencana yang dapat menciptakan hubungan
antara siswa dengan komunitas sekitarnya. Dalam konteks aliran panas
dalam air Anda dapat mengajak siswa mempelajari cara kerja pemanas air
bertenaga matahari, yang saat ini banyak dipasang di rumah-rumah orang
kaya.
Peran Guru Dalam Implementasi PBAS (Pembelajaran Berbasis Aktivitas Siswa) pada pembelajaran IPA di SD
Peran
Guru Dalam Implementasi PBAS (Pembelajaran Berbasis Aktivitas Siswa) pada pembelajaran IPA di SD
1. Konsep dan tujuan PBAS
PBAS
adalah suatu pendekatan dalam pembelajaran yang menekankan kepada aktivitas
siswa secara optimal untuk memperoleh hasil belajar berupa panduan antara aspek
kognitif, afektif dan psikomotor secara seimbang.Aktivitas ini dapat berupa
aktivitas fisik,mental maupun keduanya dan pembelajaran berorientasi aktivitas
sswa ini merupkan suatu proses kegiatn belajar mengajar, dimana anak terutama
mengalami intelektualemosional disamping keterlibatan fisik didalam proses
belajar mengajar.
Ada
beberapa asumsi perlunya pembelajaran didesain untuk membelajarkan siswa.
Pertama,
Asumsi filosofis tentang
pendidikan. Pendidikan merupakan usaha sadar mengembangkan manusia menuju
kedewasaan, baik kedewasaan intelektual, social, maupun kedewasaan moral. Kedua , asumsi tentang siswa sebagai
subjek pendidikan, (a ) siswa bukanlah manusia dalam ukuran mini, akan tetapi
manusia sedang dalam perkembangan; (b) setiap manusia memiliki kemampuan yang
berbeda;(c) anak didik yang pada dasarnya adalah insan yang aktif, kreatif, dan
dinamis menghadapi lingkungannya;(d)
anak didik memiliki motivasi untuk memenuhi kebutuhannya. Ketiga , Asumsi tentang
guru adalah (a) guru bertanggung jawab atas tercapainya hasil peserta didik (b)
guru memiliki kemampuan propisional dalam mengajar (c) guru memiliki kode etik
keguruan (d) guru memiliki peran sebagai
sumber belajar. Keempat, asumsi yang berkaitan dengan proses pengajaran.
2. Tujuan PBAS
Tujuan
PBAS adala untuk membantu peserta didik agar bisa belajar mandiri dan kreatif
sehingga ia dapat memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang
menunjang terbentuknya kepribadian yang mandiri.
3. Faktor
yang mempengaruhi keberhasilan PBAS
a.Guru
Dalam proses pembelajaran dalam kelas,
guru merupakan ujung tombak yang sangat menentukan keberhasilan peranan PBAS,
karena guru orang yang berhadapan langsung dengan siswa.
Ada
berapa hal yang harus memenuhi keberhasilan PBAS :
1.Kemampuan
Guru
2.Sikap
Propesional Guru
3.Latar
belakang pendidikan dan pengalaman mengajar Guru
Beberapa
kegiatan yang harus dilakukan dalam PBAS
a) Adanya usaha untuk membina dan mendorong subjek didik dalam menigkatkan
kegairahan serta partisipasi siswa secara aktif
b)Adanya kemampuan guru untuk melakukan peran sebagai innovator maupun motivator
terhadap hal-hal baru dibidang masing-masing dalam proses belajar mengajar
c)
Adanya sikap tidak mendominasi kegiatan belajar mengajar
d) Adnaya pemberian kesempatan kepada siswa untuk belajar menurut cara,irama
maupun tingkat kemampuan masing-masing.
e)
Adanya kemampuan untuk menggunakan berbagai macam strategi belajar mengajar
dan menggunakan multimedia maupun multimetode dalam proses belajar mengajar.
Tugas
lain guru adalah:
a. Mengemukakan berbagai alternative tujuan
pembelalajaran yang harus dicapai sebelum kegiatan pembelajaran dimulai.
b. Menyusun tugas-tugas belajar
bersama siswa.
c. Memeberikan informasi tentang
kegiatan pembelajaaan yang harus dilakukan.
d. Memberikan motivasi, mendorong siswa untuk belajar,
membimbing, dan lainsebagainya
melalui pengajuan pertanyaan-pertanyaan
e. Memberikan bantuan pelayanan pada
siswa yang membutuhkan.
f.
Membantu siswa dalam menarik suatu kesimpulan
4. Sarana belajar
Keberhasilan Implimentasi PBAS juga
dapat dipengaruhi oleh kesediaan sarana belajar. Yang meliputi :
- Ruang kelas
- Media dan sumber belajar
- Lingkungan belajar
Penerapan PBAS dalam Konteks
Pembelajaran
1. Adanya keterlibaan siswa baik secara
fisik, mental, emosional maupun intelektual dalam setiap proses pembelajaran.
2. Siswa belajar secara langsung
(experimental learning)
3. Adanya keinginan siswa untuk
menciptakan iklim belajar yang kondusif
4. Keterlibatan siswa dalam mencari dan
memanfaatkan setiap sumber belajar yang tersedia yang dianggap relevan dengan
tujuan pembelajaran
5. Adanya keterlibatan siswa dalam
melakukan prakarsa/gagasan/ide
6. Terjadinya interaksi multi arah
Contoh Skenario PBAS di Sekolah Dasar kelas 3 Dalam
Pembelajaran IPA dengan materi Lingkungan Sehat.
Standar Kompetensi
|
Kompetensi Dasar
|
Memahami
kondisi
lingkungan
yang
berpengaruh
terhadap
kesehatan,
dan upaya
menjaga
kesehatan
lingkungan
|
2.1
Membedakan ciri-ciri lingkungan sehat dan
lingkungan
tidak sehat berdasarkan pengamatan
2.2
Mendeskripsikan kondisi lingkungan yang
berpengaruh
terhadap kesehatan
2.3
Menjelaskan cara menjaga kesehatan lingkungan
sekitar
|
1.
Siswa
diajak keluar kelas untuk mengamati beberapa lingkungan disekitar mereka.
2.
Di
usahakan lingkungan yang dikunjungi adalah lingkungan yang memilki keadaan
bersih dan kotor dengan sampah.
3. Pertama-tama
guru mengajak siswa pergi ke lingkungan yang bersih dan disana di adakan
diskusi tentang perasaan mereka dengan mengunjungi lingkungan yang
bersih.Diskusi ini lebih menekankan ajakan kepada siswa untuk menjaga
kebersihan lingkungan.
4.
Setelah
mengunjungi lingkungan yang bersih selanjutnya guru mengajak siswa ke
lingkungan yang kotor,kemudian diadakan diskusi dengan siswa tentang bagaimana
perasaan mereka melihat lingkungan yang kotor.
5. Setelah
ada diskusi siswa disuruh meneliti keadaan lingkungan tersebut, baik dari
udara, keadaan tanah, keadaan tumbuhan disekitarnya, keindahan, dan sebagainya.
6.
Siswa
bersama guru membersihkan lingkungan yang kotor tersebut sebagai pembiasaan
hidup bersih.
7. Jika
ada botol plastik bisa dibawa dan dibersihkan seketika untuk membuat kerajinan sederhana
seperti kipas yang digerakan oleh angin atau dijadikan pot bunga untuk disekolah.
8.
Setelah
membersihkan lingkungan kotor, guru bersama anak-anak mencuci kaki dan tangan
dengan sabun, hal ini bisa digunakan untuk memberi pemahaman kepada siswa bahwa
untuk menjaga kesehatan bisa dengan mencuci dengan sabun setelah melakukan
suatu kegiatan.
9.
Setelah
itu, guru bersama siswa kembali ke kelasdengan hasil pengamatan dan
mendiskusikan kembali dengan siswa mengapa siswa harus menghindari lingkungan
yang kotor.
10. Siswa dibimbing oleh guru
menyimpulkan sendiri tentang pelajaran yang telah mereka lakukan.
Jumat, 02 November 2012
TEKHNIK PROBING DALAM PEMBELAJARAN IPA DI SD
TEKHNIK PROBING DALAM PEMBELAJARAN IPA DI SD
Proses pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Pembelajaran IPA sebaiknya dilaksanakan melalui inkuiri ilmiah untuk menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja dan bersikap ilmiah. Peranan guru dalam memfasilitasi siswa untuk mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar dilandasi oleh pemberdayaan siswa untuk membangun kemampuan, bekerja ilmiah dan membangun pengetahuannya sendiri.
Jika kita tinjau aktivitas di dalam kelas, yang paling lazim kita (saya dan Anda) temukan adalah aktivitas verbal yaitu berbicara. Pada umumnya guru mendominasi aktivitas verbal misalnya berceramah, menjelaskan petunjuk kerja, memimpin diskusi, memuji bahkan masih ada yang mencela siswa, serta mengajukan pertanyaan. Khusus dalam hal mengajukan pertanyaan, tidak ada guru yang tidak pernah tidak bertanya kepada siswanya selama melaksanakan pembelajaran, namun efektifkah pertanyaan guru tersebut?. Dalam pembelajaran IPA, bertanya dipandang sebagai kegiatan guru untuk mendorong, membimbing dan menilai kemampuan berpikir siswa. Bagi siswa sendiri kegiatan bertanya merupakan bagian penting dalam melaksanakan pembelajaran berbasis inkuiri yaitu menggali informasi, mengkonfirmasikan apa yang sudah diketahui, dan mengarahkan perhatian pada aspek yang belum diketahuinya.
Bertanya merupakan ciri dalam pembelajaran IPA, menemukan merupakan kegiatan inti dari pembelajaran IPA. Pengetahuan dan ketrampilan yang diperoleh siswa hendaknya bukan hasil mengigat seperangkat fakta-fakta, tetapi hasil menemukan dan menggeneralisasi sendiri. Dalam pembelajaran IPA guru semestinya merancang kegiatan yang merujuk pada kegiatan menemukan untuk materi yang dipelajari. Siklus inkuiri hendaknya merupakan langkah yang diterapkan dalam pembelajaran IPA, meliputi: (1) Observasi, (2) Bertanya, (3) Mengajukan hipotesis, (4) Mengumpulkan data, dan (5) Menyimpulkan.
Penerapan siklus inkuiri tersebut penting mengingat bahwa belajar penemuan memiliki berbagai kelebihan yaitu: (1) Pengetahuan yang diperoleh melalui belajar penemuan dapat bertahan lama dalam ingatan (mudah diingat) jika dibandingkan dengan pengetahuan yang diperoleh dengan cara lain. (2) Belajar penemuan dapat meningkatkan penalaran siswa dan kemampuan berfikir, karena mereka harus menganalisis dan memanipulasi informasi untuk memecahkan permasalahan. (3) Belajar penemuan dapat membangkitkan keingintahuan siswa, memotivasi siswa untuK bekerja terus sampai siswa menemukan jawabannya.
Untuk mengefektifkan pertanyaan guru dalam pembelajaran IPA dapat dipilih suatu alternatif yaitu penggunaan teknik probing/beberapa pertanyaan berseri yang terprogram, saling berhubungan dan berkesinambungan agar konpetensi siswa dapat tercapai. Pengertian probing dalam pembelajaran di kelas didefinisikan sebagai suatu teknik membimbing dengan mengajukan satu seri pertanyaan pada seorang siswa (Dahar, 1996: 9). Teknik probing adalah suatu teknik dalam pembelajaran dengan cara mengajukan satu seri pertanyaan untuk membimbing pebelajar/siswa menggunakan pengetahuan yang telah ada pada dirinya guna memahami gejala atau keadaan yang sedang diamati sehingga terbentuk pengetahuan baru (Wijaya, 1999: 7). Teknik probing diawali dengan menghadapkan siswa pada situasi baru yang mengandung teka-teki atau benda-benda nyata. Situasi baru itu membuat siswa mengalami pertentangan dengan pengetahuan yang sudah dimilikinya sehingga memberikan peluang kepada siswa untuk mengadakan asimilasi, disinilah probing (pembimingan menggunakan satu seri pertanyaan) mulai diperlukan.
Untuk dapat menggunakan teknik probing dalam pembelajaran, seorang guru IPA hendaknya sudah berbekal ketrampilan bertanya yang merupakan salah satu dari ketrampilan proses sains. Guru sebagai fasilitator dalam pembelajaran khususnya dalam pembelajaran mata pelajaran IPA, sejak merancang pembelajaran mulai dari pengembangan silabus maupun pembuatan rencana pelaksanaan pembelajaran tentunya sudah merencanakan pengalaman belajar apa yang akan diperoleh siswa dalam mencapai kompetensi dasar. Sejumlah pertanyaan diperlukan untuk membimbing siswa dengan teknik probing meliputi pertanyaan tingkat rendah sampai tinggkat tinggi, berkaitan dengan kegiatan fisik maupun kegiatan mental berfikir untuk membangun pengetahuannya. Contoh aktivitas fisik misalnya melakukan pengamatan, percobaan, mengidentifikasi ciri-ciri makhluk hidup, memprediksi; sedangkan contoh aktivitas berfikir misalnya asimilasi, akomodasi, membangun pengetahuan baru. Untuk dapat memilih pertanyaan yang diperlukan, guru perlu mengetahuhi jenis-jenis pertanyaan karena setiap jenis pertanyaan mempunyai kaitan dengan proses berfikir yang terjadi pada siswa.
Sebagai gambaran lebih lanjut mengenai jenis-jenis pertanyaan, berikut ini adalah jenis pertanyaan berdasarkan taksonomi kognitif dari Bloom. (1) Pengetahuan, menanyakan informasi yang pernah dipelajari, dapat berupa fakta, konsep, prinsip atau prosedur. (2) Pemahaman, pertanyaan yang meminta siswa untuk merumuskan kembali suatu gagasan dengan kata-katanya sendiri tanpa mengubah arti. Pertanyaan pemahaman dibedakan menjadi 2 yaitu Translasi dan Interpretasi. (2.1) Translasi : pertanyaan yang meminta siswa untuk merumuskan kembali suatu gagasan dengan kata-katanya sendiri tanpa mengubah arti. (2.2) Interpretasi : pertanyaan yang meminta siswa untuk mengidentifikasi hubungan, membuat perbandingan berbagai gagasan/informasi atau benda, atau memperkirakan kaitannya dengan suatu keadaan. (3) Penerapan/aplikasi, pertanyaan yang meminta siswa untuk berfikir bagaimana menggunakan gagasan/informasi untuk memecahkan masalah baru. (4) Analisis, pertanyaan yang meminta siswa untuk mengidentifikasi bagian-bagian dari suatu masalah/gagasan/penyelesaian, bagaimana bagian-bagian itu saling berkaitan dan mengidentifikasi apa yang mempersatukannya. (5) Sintesis, pertanyaan merangsang siswa untuk mempertimbangkan variasi, gagasan atau ide-ide baru sedemikian rupa sehingga menjadi hal yang baru baginya. (6) Evaluasi, pertanyaan yang meminta siswa untuk membuat pilihan dan memberikan alasan-alasan
Pertanyaan yang digunakan untuk membimbing siswa dalam pembelajaran dengan menggunakan teknik probing, dipilih mulai kategori pertanyaan yang memerlukan proses berbikir tingkat rendah sampai tinggkat tinggi. Aktivitas siswa yang diharapkan terjadi dengan penggunaan teknik probing oleh guru adalah aktivitas yang dapat melatih ketrampilan proses sains.
Bagaimana mengkondisikan teknik probing? Ada 7 (tujuh) tahap aktivitas guru dalam mengkondisikan teknik probing yaitu: (1) Menghadapkan siswa pada situasi baru, misalnya dengan menunjukkan gambar, alat pembelajaran, objek, gejala yang dapat memunculkan teka-teki. (2) Memberi waktu tunggu beberapa saat (3-5 detik) atau sesuai keperluan agar siswa melakukan pengamatan. (3) Mengajukan pertanyaan sesuai indikator atau kompetensi yang ingin dicapai siswa. (4) Memberi waktu tunggu beberapa saat (2-4 detik) untuk memberikan kesempatan siswa merumuskan jawabannya. (5) Meminta seorang siswa untuk menjawab pertanyaan yang telah diajukan. (6) Jika jawaban yang diberikan siswa benar atau relevan dilanjutkan dengan siswa lain, untuk meyakinkan bahwa semua siswa terlibat dalam kegiatan yang sedang berlangsung serta memberi pujian atas jawaban benar. Jika jawaban keliru atau tidak relevan, diajukan pertanyaan susulan yang berhubungan dengan respon pertama, dimulai dari pertanyaan yang bersifat obeservasional kemudian dilanjutkan dengan pertanyaan yang menuntut siswa berpikir lebih tinggi menuju pertanyaan indikator ketercapaian kompetensi dasar sampai siswa dapat menjawab pertanyaan yang diajukan tadi. Pertanyaan yang diajukan pada tahap 6 (enam) ini sebaiknya diajukan/diinteraksikan juga pada siswa lain agar seluruh siswa terlibat dalam kegiatan probing. (7) Mengajukan pertanyaan akhir pada siswa lain untuk lebih menegaskan bahwa kompetensi dasar yang dituju sudah tercapai.
Penentuan materi yang akan disajikan dengan teknik probing dapat dimulai pada waktu guru menyusun silabus, pada waktu menganalisis standar kompetensi maupun kompetensi dasar. Selanjutnya rancangan seri pertanyaannya disiapkan pada rencana pelaksanaan pembelajaran berupa pertanyaan-pertanyaan pokok. Pertanyaan tambahan akan muncul sesuai dengan jawaban yang diberikan siswa.
Penggunaan teknik probing oleh guru dalam pembelajaran IPA sangat memungkinkan, bahkan dalam pembelajaran mata pelajaran yang lain. Hal ini mengingat bahwa semua guru tentunya telah menguasai jenis-jenis pertanyaan, ketrampilan bertanya yang meliputi penggunaaan pertanyaan/teknik bertanya, tujuan bertanya maupun menanggapi jawaban siswa. Disinilah ruang gerak guru dalam mengembangkan kreativitasnya, untuk memvariasikan metode pembelajaran. Dengan memvariasikan metode pembelajaran diharapkan berbagai gaya belajar siswa dapat terlayani, suasana pembelajaran dapat tampil beda sehingga siswa dapat belajar dalam kemasan joyful learning yang tentunya dapat meningkatkan efektivitas pembelajarannya. Peningkatan efektifitas pembelajaran memunculkan peningkatan hasil belajar yang dapat memberikan motivasi untuk berprestasi baik pada guru maupun siswa.
Seandainya semua guru mampu dan mau mengembangkan kreativitasnya dalam pembelajaran, khususnya memvariasikan kemasan skenario pembelajarannya dengan memilih metode termasuk didalamnya teknik-teknik yang sesuai dengan materi pembelajaran maupun indikator pencapaian kompetensinya, kemungkinan besar proses pembelajaran akan efektif. Bapak dan ibu guru, selamat berjuang. Maju terus pendidikan di Indonesia
Pelaksanaan Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar
Pelaksanaan Pembelajaran IPA SD
Pembelajaran IPA di SD tidak hanya menekankan pada penguasaan konsep-konsep IPA saja, tetapi juga menekankan pada proses penemuan. Dengan demikian setelah mengikuti kegiatan pembelajaran IPA, siswa tidak hanya menguasai konsep tetapi juga menguasai keterampilan proses dan sikap ilmiah.
Peralatan IPA
Pembelajaran IPA yang demikian membutuhkan berbagai macam peralatan dan bahan. Berbagai benda dalam kehidupan sehari-hari dapat dimanfaatkan sebagai peralatan dalam pembelajaran IPA. Selain itu, ada juga peralatan pembelajaran IPA yang “standar”, misalnya gelas kimia, neraca, Kit IPA, dan lain-lain. Sebagai guru, Anda harus menguasai bagaimana mengatur berbagai peralatan tersebut sehingga persiapan, pelaksanaan, dan pasca pembelajaran IPA berlangsung seperti yang Anda rencanakan.
Pembelajaran IPA di SD tidak hanya menekankan pada penguasaan konsep-konsep IPA saja, tetapi juga menekankan pada proses penemuan. Dengan demikian setelah mengikuti kegiatan pembelajaran IPA, siswa tidak hanya menguasai konsep tetapi juga menguasai keterampilan proses dan sikap ilmiah.
Peralatan IPA
Pembelajaran IPA yang demikian membutuhkan berbagai macam peralatan dan bahan. Berbagai benda dalam kehidupan sehari-hari dapat dimanfaatkan sebagai peralatan dalam pembelajaran IPA. Selain itu, ada juga peralatan pembelajaran IPA yang “standar”, misalnya gelas kimia, neraca, Kit IPA, dan lain-lain. Sebagai guru, Anda harus menguasai bagaimana mengatur berbagai peralatan tersebut sehingga persiapan, pelaksanaan, dan pasca pembelajaran IPA berlangsung seperti yang Anda rencanakan.
- Manajemen Pemanfaatan Peralatan IPA
Apakah anda menginginkan pemanfaatan peralatan IPA dalam kegiatan pembelajaran di kelas yang anda lakukan berjalan dengan lancar? Hal ini akan terjadi bila anda melakukan pengelolaan peralatan IPA dengan benar mulai dari pengambilan peralatan, penggunaan, penyimpanan, dan perawatan. Untuk itu anda harus menguasai dengan baik manajemen pemanfaatan peralatan IPA. Dalam manajemen pemanfaatan peralatan IPA, terdapat dua kegiatan utama yaitu pengklasifikasian peralatan dan pengelolaan peralatan. - Pengklasifikasian Peralatan IPA
Pengklasifikasian merupakan suatu proses pengelompokan berdasarkan ciri tertentu. Langkah yang dilakukan mulai dari identifikasi ciri dari masing-masing peralatan, menentukan ciri yang digunakan sebagi dasar pengelompokan, dan melakukan pengelompokan berdasarkan ciri yang ditentukan. Peralatan IPA dapat diklasifikan berdasarkan bahan dan fungsinya, misal: alat ukur1, alat dari gelas2, model3, bagan4, alat siap pakai (rakitan)5, alat bantu proses percobaan6. Banyak manfaat yang bisa diperoleh dari pengelompokan peralatan IPA yang diantaranya adalah memudahkan penyimpanan, perawatan, dan pengambilan peralatan dari tempat penyimpanan. - Pengelolaan Peralatan IPA
Pengelolaan peralatan IPA merupakan proses perencanaan, pemanfaatan, pengorganisasian, dan perawatan berbagai peralatan dalam IPA. Perencanaan praktikum meliputi kegiatan menentukan tujuan pembelajaran yang akan dicapai, mengidentikasi peralatan dan bahan yang tersedia, memeriksa kelayakan alat dan kecukupan jumlah, menentukan solusi jika ada permasalahan, menentukan strategi yang akan digunakan dalam praktikum.
Kamis, 25 Oktober 2012
Rabu, 24 Oktober 2012
Kamis, 18 Oktober 2012
Rpp ipa tentang jenis benda (padat,gas,cair)
SATUAN
PEMBELAJARAN TERPADU
Tema
: pengalaman
Sekolah
Dasar :
Kelas
/ semester : III / 2
Alokasi
waktu : 1 x 35 menit
I.
STANDAR
KOMPETENSI
A. IPA
3.
Memahami sifat-sifat, perubahan sifat
benda dan kegunaanya dalam kehidupan sehari-hari.
B.
Matematika
2. pengukuran
waktu, panjang dan berat dalam memecahkan masalah.
C.
SBK
2. Mengekspresikan
diri melalui karya seni rupa
4. Mengapresiasi karya seni musik
II.
KOMPETENSI
DASAR
A. IPA
3.1 Mengidentifikasi sifat-sifat benda
berdasarkan pengamatan meliputi benda padat, cair, dan gas.
B.
Matematika
2.1 Memilih alat
ukur sesuai dengan fungsinya (meteran, timbangan, atau jam)
2.2
Menggunakan
alat ukur dalam pemecahan masalah
C.
SBK
2.1 Mengekspresikan diri melalui gambar
imajinatif mengenai diri sendiri
4.2 Menyanyikan lagu wajib, lagu daerah, dan lagu anak-anak
dengan atau tanpa iringan sederhana.
III.
INDIKATOR
A. IPA
1.
Mengklasifikasi benda-benda padat, cair,
gas yang ada disekitar.
2.
Melakukan percobaan untuk mengamati
sifat-sifat benda padat, cair dan gas.
3.
Mengidentifikasi sifat-sifat khusus
benda padat, cair, gas berdasarkan percobaan.
B. Matematika
1.
Menggunakan alat ukur untuk mengetahui
ukuran suatu benda.
2.
Memilih alat ukur yang tepat untuk
mengukur panjang benda.
C. SBK
1.
Menyanyikan lagu yang berkaitan dengan
materi.
2.
Menggambar Imajinatif (Menggambar Benda
Favorit diri sendiri)
IV.
TUJUAN
PEMBELAJARAN
Setelah mengikuti pembelajaran,
diharapkan siswa mampu :
1.
Menyebutkan benda padat, cair dan gas
yang ada dilingkungan sekitar.
2.
Mengklasifikasi benda padat, cair dan
gas.
3.
Menuliskan benda padat, cair dan gas berdasarkan
gambar yang diberikan guru.
4. Melakukan
percobaan untuk mengamati sifat-sifat benda padat, cair dan gas.
5. Mengidentifikasi
sifat-sifat khusus benda padat, cair, gas berdasarkan percobaan.
6.
Menyimpulkan sifat-sifat khusus benda
padat, cair, gas.
7.
Mengukur benda dengan menggunakan alat
ukur.
8.
Memilih alat ukur yang tepat untuk
mengukur panjang.
9.
Menggunakan dan membaca alat ukur dengan
tepat.
10.
Menyanyikan lagu balonku yang sesuai
dengan materi.
11. Menggambar
Imajinatif (Menggambar Benda Favorit diri sendiri)
V.
KARAKTER
YANG DIHARAPKAN
Ketelitian
(carefulness)
Kerja
sama (Cooperation)
Percaya
diri ( Confidence)
Keberanian
( Bravery)
Saling
menghargai ( appreciated)
Kerapihan
Kebersihan
VI.
METODE
PEMBELAJARAN
Ceramah
Eksperimen
Tanya jawab
Demontrasi
Model : Kooperatif Learning
Pendekatan: kontruktivisme
VII.
MATERI
PEMBELAJARAN
Pengelompokan
Benda Padat, Cair dan Gas
Cobalah amati ruang
kelasmu ! Benda apa sajakah yang terdapat di dalam kelasmu. Apakah ada papan
tulis, bangku, meja, lemari pintu, dan jendela. Saat kalian belajar benda apa
saja yang kalian pakai, apakah menggunakan pensil atau pulpen? Apa kalian suka
membawa bekal air ke sekolah? Atau pernahkah kalian melihat asap kendaraan?
Tahukah kalian jenis-jenis benda yang kalian sebutkan. Apakah kalian tahu benda
tersebut memiliki sifat? Apa sajakah sifatnya? Nah agar kita mengetahui
sifat-sifat benda, kita akan melakukan percobaan berikut ini.
Kegiatan 1
1. Tujuan : untuk
mengetahui sifat-sifat pada benda cair
2.
Alat dan Bahan :
-
Air
-
Gelas (wadah 1)
-
Mangkuk (wadah 2)
-
Gelas aqua (wadah 3)
-
Penggaris
3. Langlah –langkah Kegiatan :
-
Pertama masukan air kedalam gelas (wadah
1)
-
Perhatikan
bentuk air, dan ukurlah tinggi air dengan menggunakan penggaris.
Menaksir Panjang Benda dalam
Kegiatan Sehari-Hari dan Memeriksa Hasil Taksirannya dengan Alat Ukur
Satuan panjang yang
biasa dipakai adalah cm. Penaksiran panjang sebuah benda dilakukan ke puluhan
terdekat. Untuk ketelitian hingga puluhan terdekat, jika angka satuannya kurang
dari 5, maka dibulatkan ke bawah, jika angkan satuanya 5 atau lebih dari lima
maka dibulatkan diatas 5.
Contoh
:
Panjang lidi di
atas adalah 11 cm. panjang lidi lebih dekat ke 10 cm dari ke 20. Maka panjang
lidi diatas kira-kira 10 cm
2. Panjang lidi di atas adalah 28 cm. Panjang lidi lebih dekat ke-30
daripada ke-20 cm. Maka, panjang lidi di atas kirakira 30 cm.
-
Tulislah hasil mengukur dalam lembar
kerja.
-
Pindahkan
air pada wadah 1 ke wadah, hati-hatilah saat memindahkan air jangan sampai
tumpah.
-
Perhatikan
kembali bentuk air, catat dalam lembar kerja.
-
Pindahkan air dari wadah 2 ke wadah 3
-
Perhatikan bentuk air, catat dalam
lembar kerja
-
Pindahkan
kembali air pada wadah 3 ke dalam wadah
1
-
Lalu ukurlah kembali tinggi akhir air
pada gelas, catatlah dalam lemnar kerja
4. Hasil pengamatan :
WADAH
|
BENTUK AIR
|
1
|
|
2
|
|
3
|
|
Tinggi awal air pada gelas : …….
Tinggi akhir air pada gelas : …….
5. Kesimpulan :
Bentuk
air ketika dipindahkan ke beberapa wadah : ………………………………
Jumlah
air pada gelas setelah dipindahkan dari
beberapa wadah: ……………….
Kegiatan 2
1.
Tujuan : untuk
mengetahui sifat-sifat pada benda padat
2.
Alat dan Bahan :
-
pensil
-
pulpen
-
Mangkuk
-
Penggaris
3. Langlah –langkah Kegiatan :
-
Pertama
letakan pensil dan pulpen di atas meja.
-
Perhatikan
bentuk pensil apakah berubah atau tetap lalu ukurlah pensil dan pulpen dengan
menggunakan penggaris.
Nah, siapa yang tahu kenapa kita
memakai penggaris untuk mengukur pulpen dan pensil.
Untuk mengetahui apa ya anak-anak? Iya
untuk mengetahui panjangnya. Nah selain penggaris kira-kira siapa lagi yang
tahu alat untuk mengukur panjang.
Memilih alat Ukur Sesuai dengan Fungsinya
1. Alat Ukur Panjang
Perhatikan
alat ukur panjang pada slide ibu.
Beberapa alat ukur panjang antara lain penggaris dan rol meter. Apakah
fungsi masing-masing alat ukur panjang tersebut? Meteran pita digunakan untuk
mengukur panjang kain. Meteran saku biasanya digunakan oleh tukang bangunan
atau tukang kayu untuk mengukur bangunan atau kayu. Penggaris dapat digunakan
untuk mengukur panjang garis pada pensil dan pulpen.
Iya jadi kita menggunakan penggaris karena penggaris merupakan
alat yang paling cocok untuk mengukur panjang pensil dan pulpen.
-
Catat hasil pengukuran pada lembar
kerja.
-
Pindahkan pulpen dan pensil ke mangkuk
-
Perhatikan kembali bentuk bentuk pensil
apakah berubah atau tetap lalu ukurlah pensil dan pulpen dengan menggunakan
penggaris.
-
Catat hasil pengukuran pada lembar
kerja.
4. Hasil pengamatan :
5. Hasil pengamatan
Nama benda
|
Tempat
|
Bentuk
|
Ukuran panjang
|
Pulpen
|
|
|
|
Pensil
|
|
|
|
Pulpen
|
|
|
|
Pensil
|
|
|
|
6. Kesimpulan
Bentuk
pensil pada tempat yang berbeda : ……………………………………
Panjang
pensil pada tempat yang berbeda : ……………………………………
Kegiatan 3
1. Tujuan : untuk
mengetahui sifat-sifat pada benda gas
2. Alat dan Bahan :
-
Balon bentuk bulat
-
Balon bentuk lain
3. Langlah –langkah Kegiatan :
-
Pertama tiuplah kedua balon.
-
Perhatikan
bentuk balon
-
Bandingkan bentuk kedua balon tersebut.
-
Catat hasil pengamatan pada lembar
kerja.
Nah anak-anak tadi kita sudah meniup balon, nah
supaya lebih semangat sekarang kita menyanyi dulu, nah siapa yang tahu lagu
balonku? Kita menyanyi bersama ya
Mengekspresikan
Seni Musik dengan Menyanyikan Lagu Anak-anak
Balonku ada lima
Rupa-rupa
warnanya
Hijau, kuning,
kelabu
Merah muda dan
biru
Meletus balon
hijau DOR!
Hatiku sangat
kacau
Balonku tinggal
empat
Kupegang
erat-erat
4. Hasil pengamatan
Nama benda
|
Bentuk
|
Balon
1
|
|
Balon
2
|
|
5. Kesimpulan
Bentuk
udara pada setiap tempat: …………………………………………….
Mengekspresikan Seni Rupa dengan
Menggambar Imajinatif (Menggambar Benda Favorit diri sendiri)
Nah anak-anak tadi kita
sudah melakukan percobaan tentang benda cair, padat dan gas. Masih ingat
bendanya ada apa saja, sekarang ibu akan memabagikan kertas HVS untuk setiap orang. Nah coba gambarlah salah
satu benda yang kalian sukai, gambar
sebagus mungkinlalu beri warna semenarik mungkin. Nanti akan ibu nilai dan
karya kalian akan di tempelkan di papan karya kita.
VIII.
LANGKAH-LANGKAH
PEMBELAJARAN
A.
Kegiatan
Awal
Waktu
: 5 Menit
1.
Mengkondisikan peserta didik
2.
Melaksanakan tugas rutin
Dalam kegiatan
ini guru:
a.
Menginstruksikan ketua kelas untuk
memimpin doa bersama.
b.
Mengecek kehadiran pesserta didik
c.
Menanyakan kondisi peserta didik
d.
Memberikan motivasi dan semangat belajar
bagi peserta didik
3.
Menghubungkan materi yang akan diajarkan
dengan materi sebelumnya meneganai gerak benda dan energy, dalam kegiatan ini
guru memberikan pertanyaan sebagai berikut :
a.
Siapa yang masih ingat pembelajaran
minggu kemarin?
b.
Nah siapa yang masih ingat tentang gerak
benda?
c.
Coba sebutkan benda yang dapat bergerak?
4.
Dalam kegiatan ini, guru menghubungkan
materi yang akan diajarkan dengan kehidupan sehari-hari seperti berikut:
a.
Guru menanyakan tentang benda-benda yang
ada sekitar
5.
Melakukan apersepsi.
Contoh :
menyanyikan lagu “tik-tik bunyi hujan”
B.
Kegiatan
Inti
1. Eksplorasi
Waktu: 9 menit
Dalam kegiatan
eksplorasi:
d. Guru
menstimulus siswa tentang benda-benda yang berada disekitar.
e. Guru
menampilkan gambar tentang benda padat, cair, dan gas.
f. Peserta
didik mengelompokan gambar benda padat,
gas dan cair.
g. Guru
menjelaskan benda padat, cair, dan gas.
2. Elaborasi
Waktu:
10 Menit
Dalam kegiatan
elaborasi, guru :
a. Guru
membagi siswa kedalam empat kelompok.
b. Guru
memfasilitasi peserta didik secara berkelompok melakukan kegiatan pengamatan
sifat-sifat benda cair, padat dan gas.
c. Guru
memfasilitasi peseta didik melakokan percobaan sifat-sifat benda cair, padat
dan gas dengan menyediakan alat dan bahan. Seperti :
-
Aqua gelas
-
Gelas kecil
-
Mangkuk kecil
-
Pensil
-
Balon berbagai bentuk.
-
Pulpen
-
Air
d. Peserta
didik mengukur tinggi awal air pada gelas dengan menggunakan penggaris.
e. Peserta
didik memindahkan air ke mangkuk kecil
dan gelas aqua.
f. Peserta
didik membandingkan perubahan-perubahan bentuk air saat dipindahkan ke beberapa
wadah.
g. Peserta
didik mengukur kembali tinggi akhir air pada gelas dengan menggunakan
penggaris.
h. Peserta
didik membandingkan tinggi awal dan akhir air pada gelas.
i.
Peserta didik meletakan pulpen dan pensil
di atas meja.
j.
Peserta didik memperhatikan bentuk awal
pulpen dan pensil.
k. Peserta
didik mengukur panjang pulpen dan pensil dengan menggunakan pengggaris.
l.
Peserta didik memindahkan pulpen dan
pensil ke dalm mangkok dan memperhatikan bentuknya.
m. Peerta
didik mengukur panjang pulpen dan pensil setelah dipindahkan ke dalam mangkok dengan
menggunakan pengggaris.
n. Peserta
didik meniup dua buah balon yang berbeda bentuk.
o. Peserta
didik membandingkan betuknya.
p. Peserta
didik menuliskan hasil pengamatan kedalam lembar kerja.
q. Guru
memberi kesempatan kepada peserta didik untuk menjelaskan hasil pengamatannya
di depan kelas dengan perwakilan kelompok.
r.
Guru membimbing jalannya diskusi.
s. Peserta
didik menyanyikan lagu balonku.
3. Konfirmasi
waktu:
7 menit
Dalam kegiatan
konfirmasi, guru :
a. Guru
mengevaluasi hasil diskusi peserta didik dan melakukan tanggung jawab tentang
hal-hal yang belum dimengerti.
b.
Guru memberikan jawaban dan memotivasi
kepada peserta didik yang kurang atau belum berpartisipasi aktif.
C.
Kegiatan
Akhir
Waktu:
6 menit
1. Guru
bersama peserta didik meluruskan pemahaman, memberikan penguatan dan
penyimpulan.
2. Guru
menginformasikan materi ajar berikutnya kepada peserta didik.
3. Guru
menginstruksikan kepada ketua kelas untuk memimpin doa akhir pelajaran.
IX.
ALAT
DAN SUMBER
1. Alat :
a. Alat
praktikum seperti aqua gelas, air, mangkok, pensil, pulpen, gelas, balon bulat,
balon berbentuk.
b. Slide
yang menampilakan gambar benda padat, cair dan gas.
c. LCD
Proyektor
d. PC/laptop
2. Sumber :
-
Haryanto. (2004). Sains Untuk Sekolah Dasar Kelas III. Jakarta : Erlangga
-
Kemala, Rosa. (2006). Jelajah IPA Untuk Sekolah Dasar Kelas III.
Jakarta : Yudistira
-
Sutejo, Bambang. (2007). Super Ilmu Pengetahuan Alam Untuk Sekolah
Dasar Kelas III. Jakarta : ESIS
-
Fajariyah, Nur. (2008). Cerdas Berhitung Matematika Untuk Sekolah
Dasar Kelas III. Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional
-
Gambar – gambar benda dari internet.
X.
PENILAIAN
Lembar
Portofolio individual
Nama : ……………………………………………..
No.
|
Nama
Benda
|
Jenis
Benda
|
1.
|
|
|
2.
|
|
|
3.
|
|
|
4.
|
|
|
5.
|
|
|
6.
|
|
|
7.
|
|
|
8.
|
|
|
9.
|
|
|
10.
|
|
|
Lembar
Portofolio Kelompok
KEGIATAN
1
1. Hasil pengamatan
WADAH
|
BENTUK AIR
|
1
|
|
2
|
|
3
|
|
Tinggi awal air pada gelas : …….
Tinggi akhir air pada gelas : …….
2. Kesimpulan
Bentuk air ketika dipindahkan ke beberapa wadah :
Jumlah air pada gelas setelah dipindahkan dari beberapa wadah:
KEGIATAN
2
1. Hasil pengamatan
Nama benda
|
Tempat
|
Bentuk
|
Ukuran panjang
|
Pulpen
|
|
|
|
Pensil
|
|
|
|
Pulpen
|
|
|
|
Pensil
|
|
|
|
2. Kesimpulan
Bentuk
pensil pada tempat yang berbeda :
Panjang
pensil pada tempat yang berbeda :
KEGIATAN
3
1.
Hasil
pengamatan
Balon
|
Bentuk
udara pada balon
|
1
|
|
2
|
|
2.
Kesimpulan
:
Bentuk udara disetiap tempat
: ………………………………………………
Kriteria
Penilaian
1. Penilaian Melakukan percobaan mengamati sifat-sifat benda cair, padat dan gas
Kelompok : ………………
No
|
Aspek
|
Skor
|
Jumlah
|
Nilai
|
|||
1
|
2
|
3
|
4
|
||||
1.
|
Ketepatan meyusun
langkah kegiatan
|
|
|
|
|
|
|
2.
|
Ketelitian saat
menggukur benda
|
|
|
|
|
|
|
3.
|
Ketepatan cara
menggunakan alat dan bahan
|
|
|
|
|
|
|
4.
|
Kerjasama antar
anggota kelompok
|
|
|
|
|
|
|
5.
|
Kerapihan saat
melakukan percobaan
|
|
|
|
|
|
|
6.
|
Kebersihan saat
melakukan percobaan
|
|
|
|
|
|
|
7.
|
Partisipasi dalam
membuat kesimpulan
|
|
|
|
|
|
|
8.
|
Ketekunan saat
melakukan percobaan
|
|
|
|
|
|
|
9.
|
Menghargai pendapat
angota kelompok
|
|
|
|
|
|
|
10.
|
Penyampaian Hasil
Diskusi
|
|
|
|
|
|
|
Skor = jumlah skor
x100 = …….
Skor maksimal
2. Penilaian Lembar portofolio
individual
Kunci
jawaban :
No.
|
Nama Benda
|
Jenis Benda
|
1.
|
meja
|
Benda padat
|
2.
|
Air juice
|
Benda cair
|
3.
|
Angin
|
Benda gas
|
4.
|
Lemari
|
Benda padat
|
5.
|
Air susu
|
Benda cair
|
6.
|
Air kopi
|
Benda cair
|
7.
|
Tas
|
Benda padat
|
8.
|
Buku
|
Benda padat
|
9.
|
Air the
|
Benda cair
|
10.
|
sepatu
|
Benda padat
|
CATATAN :
Nilai = (Jumlah Skor : Jumlah Skor
Maksimal) x 10.
3.
Penilaian
menggambar imajinatif (menggambar benda favorit diri sendiri)
No.
|
Nama
siswa
|
Aspek
yang Dinilai
|
Skor
nilai
|
||||
A
|
B
|
C
|
D
|
E
|
|
||
1.
|
|
|
|
|
|
|
|
2.
|
|
|
|
|
|
|
|
Aspek
yang dinilai :
- Ketepatan
pendeskripsian bentuk benda
- Kerapihan
gambar
- Kesesuaian
warna
- Kreativitas
cara menggambar
- Keindahan
(estetika gambar)
Skor
Penilaian
Aspek kinerja siswa
|
Nilai
|
Kurang
sekali
|
1-3
|
Kurang
baik
|
3-5
|
Baik
|
5-7
|
Sangat
baik
|
7-10
|
Skor
= jumlah skor x100
= …….
Skor maksimal
Langganan:
Postingan (Atom)