Selasa, 25 Desember 2012

Rangka Tubuh Manusia

Bagaimana Cara Manusia Bernafas

Ciri-Ciri Mahkluk hidup

Ciri - Ciri Mahluk Hidup

AsikkNya Belajar IPA

Prinsip-prinsip pembelajaran IPA SD

Sebelum mendiskusikan apa, dan untuk apa serta bagaimana mengaplikasikan prinsip-prinsip itu dalam pembelajaran, untuk menanam pemahaman konsep Anda, ikuti kisah atau cerita pendek (cerpen) di bawah ini:
Dalam salah satu kisah kuno India, diceritakan enam orang buta yang menggambarkan seekor gajah. Orang pertama mendekati gajah dari samping. Ia mendapati punggung gajah. Ia katakan gajah itu datar, kokoh seperti dinding. Orang kedua mendekati gajah dari depan dan terpeganglah belalai. Ia mengatakan gajah seperti pipa plastic yang lentur, bisa digulung. Orang ketiga mendekati gajah dari samping, kebetulan agak pendek, terpeganglah kakinya. Ia bilang gajah itu mirip batang pohom kelapa, bulat, tegak dan panjang. Orang keempat agak tinggi, ia bernasib baik dapat memegangi telinga. Ia menyebutkan gajah itu seperti kipas raksasa. Orang kelima, mendekati dari belakang dan yang terpegang ekor. Ia bilang gajah itu mirip sikat botol. Dan orang keenam mendekati gajah dari depan, gading yang tertegang. Ia menyatakan gajah itu mirip tombak. Mereka bertengkar dan berteriak saling mempertahankan temuannya. Anda, orang yang tidak buta hanya tersenyum karena Anda tahu bahwa masing-masing hanya ‘tahu’ sebagian dari seekor gajah yang utuh. Sesungguhnya, orang buta itu kita, Saya dan Anda. Kita meraba-raba tentang dunia di sekitar kita. Hasil ‘rabaan’ itu kita nyatakan sebagai pengetahuan yang telah lengkap, yang benar. Sesungguhnya, perbedaan pendapat itu disebabkan oleh perbedaan pengalaman. Karena itu, kita perlu melihat yang lebih luas dan lebih rinci secara sistematis dan metodis.
Dari cerpen di atas, dapat digarisbawahi, bahwa pendapat enam orang buta tentang gajah, memiliki persepsi yang berbeda, ”mengapa?”, karena adanya pengelaman yang berbeda tentang ”gajah”, makanya supaya ada keseragaman persepsi tentang gajah itu, perlu ada kriteria-kriteri tersendiri yang disebut dengan prinsip, demikian juga dalam pembelajaran, di samping bisa membuat siswa senang, aktif, dan kreatif dalam belajar, perlu prinsip-prinsip pembelajaran yang harus dikembangkan dalam pembelajaran.
Berikut disajikan lima prinsip utama pembelajaran IPA tentang kebenaran dalam pembelajaran IPA yang dijadikan anutan untuk melaksanakan pembelajaran IPA, yaitu:.



Prinsip 1: Pemahaman kita tentang dunia di sekitar kita di mulai melalui pengalaman baik secara inderawi maupun non inderawi.

Prinsip 2: Pengetahuan yang diperoleh ini tidak pernah terlihat secara langsung, karena itu perlu diungkap selama proses pembelajaran. Pengetahuan siswa yang diperoleh dari pengalaman itu perlu diungkap di setiap awal pembelajaran.

Prinsip 3: Pengetahuan pengalaman mereka ini pada umumnya kurang konsisten dengan pengetahuan para ilmuwan, pengetahuan yang Anda miliki. Pengetahuan yang demikian Anda sebut miskonsepsi. Anda perlu merancang kegiatan yang dapat membetulkan miskonsepsi ini selama pembelajaran.

Prinsip 4: Dalam setiap pengetahuan mengandung fakta, data, konsep, lambang, dan relasi dengan konsep yang lain. Tugas Anda sebagai guru IPA adalah mengajak siswa untuk mengelompokkan pengetahuan yang sedang dipelajari itu ke dalam fakta, data, konsep, symbol, dan hubungan dengan konsep yang lain.

Prinsip 5: IPA terdiri atas produk, proses, dan prosedur. Karena itu, Anda perlu mengenalkan ketiga aspek ini walaupun hingga kini masih banyak guru yang lebih senang menekankan pada produk IPA saja. Namun, perlu diingat bahwa perkembangan IPA sangat pesat. Kita tidak mampu mengikuti secara terus- menerus.

Selanjutnya, jika Anda akan mengembangkan IPA sebagai prosedur, Anda memasuki bidang yang disebut prosedur ilmiah. Anda masuk pada sebagai ruang dari metode penelitian. Anda perlu mengenalkan cara-cara mengumpulkan data, cara menyajikan data, cara mengolah data, serta cara-cara menarik kesimpulan. Anda dapat mempelajari topik ini pada mata kuliah penelitian.

Lingkungan belajar non fisik

Setelah Anda mengenal lima prinsip pembelajaran IPA dan siap mengimplementasikannya, ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan untuk membuat siswa belajar dengan baik, yaitu lingkungan belajar non fisik. Lingkungan belajar non fisik adalah keadaan psikologis di sekitar siswa yang diciptakan oleh guru secara sengaja untuk mendorong siswa belajar.

Faktor-faktor lain yang perlu mendapat pertimbangan guru dalam melaksanakan pembelajaran IPA di sekolah, adalah sebagai berikut:
1.    Lingkungan belajar mendukung dan produktif.
Lingkungan belajar yang mencerminkan prinsip ini adalah jika Anda sebagai guru membangun hubungan yang positif dengan setiap siswa, Anda mengenal dan menghargai mereka satu per satu. Anda juga membangun budaya saling menghargai dan saling menghormati antar siswa baik secara individual maupun kelompok. Anda menggunakan berbagai strategi untuk meningkatkan keyakinan kepada diri sendiri dan kesediaan mengambil resiko dalam belajar. Dan, terakhir, Anda perlu menunjukkan rasa aman pada setiap siswa secara individual melalui dukungan yang terstruktur, penghargaan pada usaha siswa serta yang dikerjakannya.
Salah satu yang paling mungkin Anda laksanakan adalah pada setiap proses pembelajaran Anda mulai dengan mengapresiasi konsepsi siswa tentang konsep-konsep IPA yang akan dipelajari pada pertemuan itu.
2.    Lingkungan belajar menumbuhkan peningkatan kemandirian, kolaboratif, dan motivasi diri.
Dalam lingkungan semacam ini Anda, sebagai guru, mendorong dan mendukung agar setiap siswa bertanggung jawab atas belajar mereka masing-masing. Keberhasilan belajar di tangan para siswa sendiri, sebaiknya ditanamkan. Anda juga membangun berbagai strategi yang dapat menumuhkan keterampilan kolaborasi yang produktif.
3. Kebutuhan siswa, perspektif siswa, minat siswa tercermin dalam program belajar.
Lingkungan belajar yang seperti ini tercermin pada diri Anda, sebagai guru yangmenggunakan berbagai strategi yang fleksibel dan responsive terhadap tata nilai, kebutuhan dan minat siswa secara individual. Anda juga mempergunakan berbagai strategi yang mendukung berbagai cara berpikir dan cara belajar siswa. Dan, pengajaran Anda didasarkan pada pengalaman serta pengetahuan awal siswa.
4. Siswa ditantang dan didukung agar mengembangkan kemampuan berpikir kritis.
Lingkungan belajar seperti ini dapat terjadi jika Anda sebagai guru merancang dan mengimplementsikan suatu kegiatan yang menumbuhkan belajar yang berkelanjutan, melalui penekanan hubungan antar gagasan dan konsep, serta menumbuhkan ketrampilan investigasi dan penyelesaian masalah.
5. Asesmen merupakan bagian integral dari pembelajaran
Lingkungan belajar seperti ini tercermin pada asesmen yang Anda buat yang dapat mencakup berbagai macam aspek dari belajar. Misalnya, dalam bentuk porto folio. Anda juga mengembangkan asesmen dengan kriteria yang jelas serta terbuka/transparan. Jangan lupa asesmen seperti ini mesti mendorong siswa untuk melakukan refleksi dan evaluasi diri. Sebaiknya, soal-soal tes baik formatif maupun sumatif bukan menggunakan bahasa teks dari buku ajar.
6. Dan, yang terakhir, belajar menghubungkan siswa dengan masyarakat dan praktik yang berada jauh di luar kelas.
Lingkungan seperti ini dapat terwujud jika Anda sebagai guru mendukung siswa terlibat dengan pengetahuan konteporer dan pengetahuan praktis di lapangan. Anda juga membuat rencana yang dapat menciptakan hubungan antara siswa dengan komunitas sekitarnya. Dalam konteks aliran panas dalam air Anda dapat mengajak siswa mempelajari cara kerja pemanas air bertenaga matahari, yang saat ini banyak dipasang di rumah-rumah orang kaya.

Peran Guru Dalam Implementasi PBAS (Pembelajaran Berbasis Aktivitas Siswa) pada pembelajaran IPA di SD


Peran Guru Dalam Implementasi PBAS (Pembelajaran Berbasis Aktivitas Siswa) pada pembelajaran IPA di SD

1. Konsep dan tujuan PBAS
            PBAS adalah suatu pendekatan dalam pembelajaran yang menekankan kepada aktivitas siswa secara optimal untuk memperoleh hasil belajar berupa panduan antara aspek kognitif, afektif dan psikomotor secara seimbang.Aktivitas ini dapat berupa aktivitas fisik,mental maupun keduanya dan pembelajaran berorientasi aktivitas sswa ini merupkan suatu proses kegiatn belajar mengajar, dimana anak terutama mengalami intelektualemosional disamping keterlibatan fisik didalam proses belajar mengajar.
            Ada beberapa asumsi perlunya pembelajaran didesain untuk membelajarkan siswa. Pertama,   Asumsi filosofis tentang pendidikan. Pendidikan merupakan usaha sadar mengembangkan manusia menuju kedewasaan, baik kedewasaan intelektual, social, maupun kedewasaan moral. Kedua , asumsi tentang siswa sebagai subjek pendidikan, (a ) siswa bukanlah manusia dalam ukuran mini, akan tetapi manusia sedang dalam perkembangan; (b) setiap manusia memiliki kemampuan yang berbeda;(c) anak didik yang pada dasarnya adalah insan yang aktif, kreatif, dan dinamis  menghadapi lingkungannya;(d) anak didik memiliki motivasi untuk memenuhi kebutuhannya. Ketiga , Asumsi tentang guru adalah (a) guru bertanggung jawab atas tercapainya hasil peserta didik (b) guru memiliki kemampuan propisional dalam mengajar (c) guru memiliki kode etik keguruan (d) guru  memiliki peran sebagai sumber belajar. Keempat, asumsi yang berkaitan dengan proses pengajaran.

2. Tujuan PBAS
            Tujuan PBAS adala untuk membantu peserta didik agar bisa belajar mandiri dan kreatif sehingga ia dapat memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang menunjang terbentuknya kepribadian yang mandiri. 

3. Faktor yang mempengaruhi keberhasilan PBAS
    a.Guru
     Dalam proses pembelajaran dalam kelas, guru merupakan ujung tombak yang sangat menentukan            keberhasilan peranan PBAS, karena guru orang yang berhadapan langsung dengan siswa.
Ada berapa hal yang harus memenuhi keberhasilan PBAS :
1.Kemampuan Guru
2.Sikap Propesional Guru
3.Latar belakang pendidikan dan pengalaman mengajar Guru
Beberapa kegiatan yang harus dilakukan dalam PBAS
a)‎ Adanya usaha untuk membina dan mendorong subjek didik dalam ‎menigkatkan kegairahan serta partisipasi siswa secara aktif
b)‎Adanya kemampuan guru untuk melakukan peran sebagai innovator ‎maupun motivator terhadap hal-hal baru dibidang masing-masing ‎dalam proses belajar mengajar
c)‎  Adanya sikap tidak mendominasi kegiatan belajar mengajar
d)‎ Adnaya pemberian kesempatan kepada siswa untuk belajar menurut ‎cara,irama maupun tingkat kemampuan masing-masing.‎
e)‎  Adanya kemampuan untuk menggunakan berbagai macam strategi ‎belajar mengajar dan menggunakan multimedia maupun ‎multimetode dalam proses belajar mengajar.
Tugas lain guru adalah:
a. Mengemukakan berbagai alternative tujuan pembelalajaran yang harus dicapai sebelum kegiatan pembelajaran dimulai. 
b. Menyusun tugas-tugas belajar bersama siswa.
c. Memeberikan informasi tentang kegiatan pembelajaaan yang harus dilakukan.

d. Memberikan motivasi, mendorong siswa untuk belajar, membimbing, dan lainsebagainya melalui pengajuan pertanyaan-pertanyaan
e. Memberikan bantuan pelayanan pada siswa yang membutuhkan.
f. Membantu siswa dalam menarik suatu kesimpulan
   
4. Sarana belajar

    Keberhasilan Implimentasi PBAS juga dapat dipengaruhi oleh kesediaan sarana belajar. Yang meliputi :
  1. Ruang kelas
  2. Media dan sumber belajar
  3. Lingkungan belajar 
Penerapan PBAS dalam Konteks Pembelajaran
1.      Adanya keterlibaan siswa baik secara fisik, mental, emosional maupun intelektual dalam setiap proses pembelajaran.
2.      Siswa belajar secara langsung (experimental learning)
3.      Adanya keinginan siswa untuk menciptakan iklim belajar yang kondusif
4.      Keterlibatan siswa dalam mencari dan memanfaatkan setiap sumber belajar yang tersedia yang dianggap relevan dengan tujuan pembelajaran
5.      Adanya keterlibatan siswa dalam melakukan prakarsa/gagasan/ide
6.      Terjadinya interaksi multi arah

Contoh Skenario PBAS di Sekolah Dasar kelas 3 Dalam Pembelajaran IPA dengan materi Lingkungan Sehat.
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Memahami kondisi
lingkungan yang
berpengaruh terhadap
kesehatan, dan upaya
menjaga kesehatan
lingkungan
2.1 Membedakan ciri-ciri lingkungan sehat dan
lingkungan tidak sehat berdasarkan pengamatan
2.2 Mendeskripsikan kondisi lingkungan yang
berpengaruh terhadap kesehatan
2.3 Menjelaskan cara menjaga kesehatan lingkungan
sekitar


1.      Siswa diajak keluar kelas untuk mengamati beberapa lingkungan disekitar mereka.
2.      Di usahakan lingkungan yang dikunjungi adalah lingkungan yang memilki keadaan bersih dan kotor dengan sampah.
3.      Pertama-tama guru mengajak siswa pergi ke lingkungan yang bersih dan disana di adakan diskusi tentang perasaan mereka dengan mengunjungi lingkungan yang bersih.Diskusi ini lebih menekankan ajakan kepada siswa untuk menjaga kebersihan lingkungan.

4.      Setelah mengunjungi lingkungan yang bersih selanjutnya guru mengajak siswa ke lingkungan yang kotor,kemudian diadakan diskusi dengan siswa tentang bagaimana perasaan mereka melihat lingkungan yang kotor.
5.      Setelah ada diskusi siswa disuruh meneliti keadaan lingkungan tersebut, baik dari udara, keadaan tanah, keadaan tumbuhan disekitarnya, keindahan, dan sebagainya.

6.      Siswa bersama guru membersihkan lingkungan yang kotor tersebut sebagai pembiasaan hidup bersih.

7.      Jika ada botol plastik bisa dibawa dan dibersihkan seketika untuk membuat kerajinan sederhana seperti kipas yang digerakan oleh angin atau dijadikan pot bunga untuk disekolah.
8.      Setelah membersihkan lingkungan kotor, guru bersama anak-anak mencuci kaki dan tangan dengan sabun, hal ini bisa digunakan untuk memberi pemahaman kepada siswa bahwa untuk menjaga kesehatan bisa dengan mencuci dengan sabun setelah melakukan suatu kegiatan.
9.      Setelah itu, guru bersama siswa kembali ke kelasdengan hasil pengamatan dan mendiskusikan kembali dengan siswa mengapa siswa harus menghindari lingkungan yang kotor.
10.  Siswa dibimbing oleh guru menyimpulkan sendiri tentang pelajaran yang telah mereka lakukan.